Moneter.id – Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi
menyatakan optimis kinerja koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan meningkat pada
tahun depan.
Zabadi menjelaskan, bahwa sepanjang empat tahun terakhir ini terus
mengalami tren peningkatan yang signifikan. “Buktinya, kontribusi koperasi terhadap PDB telah meningkat
menjadi 4,48% dari sebelumnya yang satu komaan. Begitu juga dengan rasio
kewirausahaan yang sudah berada di level 3,1% dari sebelumnya 1,65%,” ujar
Zabadi di Jakarta, Rabu (7/11).
Selain
itu, lanjut Zabadi, pengembangan performa koperasi di Indonesia pun terus
menunjukkan tren meningkat. Saat ini, sudah ada dua koperasi besar di Indonesia
yang masuk jajaran 300 koperasi besar skala global. Yaitu, Koperasi Warga Semen
Gresik dan Koperasi Kisel.
“Masih banyak lagi koperasi besar lainnya di Indonesia yang
bisa didorong masuk ke kelas global, seperti Koperasi Sidogiri, Kospin Jasa,
dan sebagainya,” imbuh Zabadi.
Dengan
begitu, Zabadi meyakini bahwa pertumbuhan gerakan koperasi pada 2019 akan terus
meningkat lagi.”Saya optimis kontribusi koperasi terhadap PDB akan
menembus level 5%,” tegas Zabadi.
Menurut
Zabadi, hal yang sama akan dialami pelaku UKM. Dimana dengan kemajuan teknologi
akan mampu meningkatkan enterpreneur di Indonesia.
“Akan semakin banyak generasi milenial memiliki usaha
produktif dengan memanfaatkan gadget miliknya,” kata Zabadi.
Sementara,
Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto meyakini pelaku usaha mikro dan kecil
akan mampu survive di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Para UKM di Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang
dialami negeri ini. Yaitu, krisis moneter 1998, 2003, 2005, 2008, 2017, hingga
2018. Mereka menjadi lebih tangguh dan responsif ketika krisis global melanda
ke Indonesia,” ucap Ryan.
Indikator
lain, ungkap Ryan, pertumbuhan kredit perbankan saat ini sekitar 12,6% yang
didominasi sektor pertanian, industri, dan perdagangan (usaha besar, menengah,
dan kecil). Transaksi pembayaran sektor ritel juga terus meningkat signifikan.
“Memang, ada pelambatan kredit perbankan di sektor UMKM.
Tapi, saya meyakini itu hanya sementara dan akan kembali meningkat pada 2019,”
jelas Ryan.
(TOP)