Moneter.id – Jakarta – Bank Indonesia
(BI) akan mengembangkan BI-Payment Clear dan BI-Payment Info untuk mendeteksi
anomali transaksi dan potensi fraud di sektor keuangan Indonesia.
Pengembangan
dua infrastruktur tersebut sejalan dengan implementasi Blueprint Sistem
Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 untuk memperkuat infrastruktur sistem
pembayaran dan data sistem pembayaran.
“Di
BSPI ini kami memperkenalkan dua infrastruktur yaitu BI-Payment Clear dan
BI-Payment Info. Kedua infrastruktur ini akan mengoptimalkan data pembayaran
yang sangat granular untuk bisa mendeteksi anomali-anomali itu dari fraud
serta pencucian uang dan pendanaan terorisme,” kata Direktur Departemen
Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy akhir pekan ini.
Pengembangan
dua infrastruktur tersebut akan mendukung penguatan manajemen risiko dan
integritas transaksi keuangan. “Tugas
dari dua infrastruktur ini sudah jelas, dia akan membangun
kapabilitas-kapabilitas untuk mendeteksi fraud sebelum transaksi ini
diselesaikan,” ujar Ryan.
Ia
menjelaskan, infrastruktur itu juga akan dikembangkan menjadi infrastruktur
publik sehingga dapat mengurangi investasi industri untuk pengadaan
infrastruktur yang serupa.
“Bayangkan
kalau infrastrukturnya ada, kita bertransaksi, transaksinya mampir ke situ
dulu, dites diuji dulu baru lalu oke clear baru dia pergi ke BI-FAST
atau ke fast payment-nya ke industri online,” tuturnya.
BI-Payment Info akan dikembangkan sebagai
infrastruktur publik yang menyediakan antarmuka dalam pengolahan data granular
(data as a services).
Cakupan
layanan BI-Payment Info dikelompokkan dalam tiga besaran, yakni akses pihak
ketiga atas data individu berdasarkan persetujuan (consent) pemilik data
misalnya, akses payment history untuk credit scoring; analisis
data untuk pendeteksian anomali transaksi dan potensi fraud, untuk
memenuhi kebutuhan Bank Indonesia, pelaku industri, dan pemangku kepentingan;
statistik yang dapat dimanfaatkan publik.
Optimalisasi data granular dengan Payment ID
menjadi underlying penyediaan data as a service tersebut. Sedangkan
BI-Payment Clear, menurut dia, akan dikembangkan sebagai skema untuk memperkuat
kapasitas industri dalam manajemen risiko.
Seluruh
transaksi ritel daring akan dikurasi integritasnya pada infrastruktur itu.
Pelaku industri akan melakukan flagging dan pemblokiran atas transaksi
yang mencurigakan.
Meski
difokuskan untuk layanan transaksi ritel daring, penggunaan BI-Payment Clear
untuk kurasi transaksi non-tunai non-daring, seperti transaksi berbasis kartu
fisik (kartu debit dan kartu kredit), tetap menjadi opsi yang terbuka.