Moneter.id – Kementerian
Perindustrian menyiapkan anggaran sebesar Rp1,78 triliun untuk pelaksanaan
program pendidikan vokasi industri pada tahun 2019. Langkah strategis ini dalam
rangka membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, terutama agar siap
menghadapi perkembangan industri 4.0.
“Progam
itu menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menyiapkan angkatan kerja kita
yang dapat menerapkan industri 4.0. Hal ini sejalan dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0,” kata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (7/1).
Menperin
menyebutkan, program pendidikan vokasi industri yang bakal dijalankan, antara
lain berbasis pada kompetensi melalui sistem ganda atau dual system (teori dan praktik). Kegiatan ini diselenggarakan di
seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yakni 9 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas dengan target peserta didik
sebanyak 19.478 orang.
“Di
tahun ini, kami juga menyelenggarakan program pendidikan Diploma I yang
lulusannya nanti bisa bekerja langsung di industri dengan target 600
mahasiswa,” ungkapnya.
Airlangga
menegaskan, SDM menjadi ujung tombak dan kekuatan Indonesia dalam memasuki era
industri 4.0 karena seiring dengan adanya bonus demografi hingga 15 tahun ke
depan.
“Sesuai
arahan Bapak Presiden Joko Widodo, tahun ini difokuskan pada pengembangan SDM
yang berkualitas sehingga perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan
pelatihan vokasi secara lebih masif,” paparnya.
Baca juga: Kemenperin Targetkan Industri Agro Tumbuh 7,10 Persen Tahun 2019
Peningkatan
kompetensi SDM menjadi salah satu program prioritas karena dapat memacu
produktivtas dan daya saing sektor industri nasional.
Menperin
menambahkan, tahun ini pihaknya juga menggelar program pelatihan industri
berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan
Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta. Program ini
juga dapat dimanfaatkan para penyandang disabilitas.
“Guna
membangun infrastruktur kompetensi dan sertifikasi kompetensi, kami pun akan
menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sebanyak 20 SKKNI, 20 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), 290 orang asesor kompetensi dan memberikan sertifikasi kompetensi
sebanyak 15.000 orang,” paparnya.
Sementara itu, dalam upaya
menyiapkan SDM kompeten di era industri 4.0, Kemenperin tengah memfasilitasi
pembangunan pusat riset atau inovasi di Jakarta dan pusat pelatihan bidang
teknologi informasi (big
data center and analytic) di Balai
Diklat Industri (BDI) Denpasar.
“Kami sedang memfasiltasi
pembangunan mini
plant indutstry textile and clothing 4.0 di Politeknik STTT Bandung, kemudian untuk industri alas kaki di
Politeknik ATK Yogyakarta, dan advance manufacturing di Politeknik ATIM Makassar,” tuturnya.
Di
samping itu, Kemenperin akan menjalankan program peningkatan kompetensi
aparatur industri 4.0 melalui pendidikan S2 double
degree sebanyak 30 orang dan pelaksanaan training of trainer (ToT) tentang industri 4.0 yang akan bekerja
sama dengan Festo, Siemens, dan Omron sebanyak 800 orang.