Senin, Oktober 6, 2025

Kemenperin Fasilitasi 411 IKM Buat Desain Kemasan dan Merek yang Menarik

Must Read

Moneter.id – Kementerian
Perindustrian
(Kemenperin) terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah
(IKM) nasional untuk semakin meningkatkan kualitas kemasan produknya agar mampu
bersaing di pasar global.
Oleh karena itu, diperlukan penerapan standar produk khususnya
dalam pengemasan dan merek.

“Selain mewadahi atau membungkus produk, kemasan juga
memiliki fungsi proteksi terhadap produk yang dikemas dan dapat sebagai sarana
promosi serta informasi dari produk tersebut sehingga akan meningkatkan citra, daya
jual dan daya saing produk,” kata Direktur Jenderal
Industri Kecil, Menengah dan
Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta,
Sabtu (27/4).

Gati menyampaikan, sejak tahun 2003, pihaknya membentuk
Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek yang bertujuan memfasilitasi pelaku
IKM untuk meningkatkan mutu kemasan produknya. Unit pelayanan publik ini
memberikan bimbingan dan konsultasi pengembangan desain kemasan bagi
produk-produk IKM sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya.

“Sampai tahun 2018, Ditjen IKMA telah memfasilitasi sebanyak 7.565
desain kemasan, 8.110 desain merek dan bantuan dalam bentuk kemasan cetak yang
diberikan kepada 411 IKM,” tuturnya.

Gati menambahkan, pasar modern di Indonesia telah menerapkan
standar pengemasan. Apalagi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan dan China yang merupakan tujuan
utama ekspor produk-produk manufaktur Indonesia.

“Oleh karena itu, penerapan standar produk pangan misalnya,
sangat diperlukan. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, sampai
dengan pengemasan produk dan labeling
harus dapat dipenuhi oleh para pelaku industri tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto menekankan dua upaya penting yang dibutuhkan pelaku IKM
untuk menggenjot daya saing produk dan peluasan pasar ekspornya, yakni melalui
program pendampingan mengenai desain dan akses pendanaan.

“Ini
yang kami dapat dari hasil diskusi dengan pelaku IKM,” ujarnya. Untuk itu,
salah satu kebijakan strategis yang bisa dijalankan adalah penguatan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). “Selain memfasilitasi pembiayaan bagi
pelaku IKM yang ingin melakukan ekspor, lembaga tersebut diyakini mampu
berperan untuk pengembangan IKM dalam jangka panjang,”
kata
Airlangga
dalam
sambutannya pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu (24/4).

Kemenperin
menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9% pada
tahun 2019. Sepanjang 2018, pengapalan produk handycraft nasional mencapai USD1,2 miliar ke 50 negara atau naik
empat kali lipat dibandingkan tahun 1999 sekitar USD300 juta ke 20 negara. Negara
tujuan utama ekspor, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan Inggris.

Industri
kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mampu memberikan
kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Industri kerajinan yang didominasi
oleh pelaku IKM ini dinilai terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan
pekerjaan yang cukup banyak dan dapat memberikan pemberdayaan yang berkualitas kepada
masyarakat Indonesia.

Airlangga
optimistis, industri kerajinan mampu menjadi ujung tombak bagi pertumbuhan
ekonomi nasional. Hal ini ditopang melalui jumlah IKM kerajinan yang mencapai
700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,3 juta orang. 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img