Moneter.id – Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) bersama Pemerintah Jerman telah menyelenggarakan pelatihan Master
Trainer bersertifikat internasional pertama di Indonesia pada 22 April-3 Mei 2019. Program ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kompetensi sumber daya
manusia (SDM) Indonesia dalam rangka persiapan menghadapi era revolusi industri
4.0, yang dilaksanakan melalui pelatihan atau magang di industri.
“Kemenperin telah menetapkan 10 program prioritas dalam peta jalan Making
Indonesia 4.0. Salah satu langkahnya adalah pengembangan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan dunia industri,” kata
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Sabtu (4/5).
Dalam pelaksanaan pelatihan Master Trainer tersebut, sejumlah pemangku kepentingan dilibatkan,
antara lain Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APINDO), Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jawa Timur, dan
Kadin Jawa Tengah.
Selain itu, Deutsche Gesellschaft
für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Industrie-und Handelskammer (IHK/KADIN
Jerman) Trier, serta The German-Indonesian Chamber of Industry and
Commerce (EKONID).
Menurut Haris, setelah mereka dinyatakan lulus, Master Trainer memiliki
tugas untuk memberikan pelatihan kepada calon Pelatih Tempat Kerja (PTK) yang nantinya mengembangkan
program pelatihan di industri dan memberi pendampingan peserta pelatihan
di industri. Sehingga, peserta pelatihan di industri dapat kompeten dalam bidangnya dan langusng terserap di pasar kerja.
“Master Trainer ini memiliki
tugas untuk mencetak instruktur-instruktur baru di industri dalam upaya mengembangkan
ekosistem pendidikan vokasi. Dan, kami harapkan permasalahan yang terkait dengan
pendidikan vokasi di Indonesia akan dapat kita pecahkan,” paparnya.
Haris menjelaskan, para peserta
program pelatihan tersebut telah dibekali kemampuan pedagogik atau kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
“Kegiatan pelatihan pedagogik
bagi instruktur di industri itu telah melibatkan sebanyak 40 industri,”
imbuhnya. Haris berharap, setelah peserta menyelesaikan pelatihan ini,
para Master Trainer dapat mengimplementasikan pengetahuan dan
keteampilan yang diperoleh terutama yang terkait dengan penerapan industri 4.0.
Lebih lanjut, penyelenggaraan
pelatihan Master Trainer Indonesia pertama ini didasarkan pada
standar Jerman untuk PTK dan menggunakan Standar In-CT ASEAN (Standar PTK
ASEAN). Pelatihan ini mensyaratkan bahwa para peserta telah melalui pelatihan
PTK yang dilakukan oleh IHK Trier dan telah disertifikasi oleh EKONID.
“Demi mencetak PTK yang kompeten, diperlukan suatu pelatihan PTK. Ini merupakan tugas seorang Master
Trainer,” tutur Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan
Hubungan Industrial, Anton J. Supit.
Anton menyebutkan, sejak
2017-2019, program pelatihan Kadin telah 11 kali dilaksanakan. Program ini
sukses mencetak 212 PTK yang tersebar di beberapa wilayah, seperti Kalimantan
Timur, D.I. Yogyakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur.
Dari 212 instruktur yang sudah
dipersiapkan, 13 orang telah tersertifikasi sebagai asessor AdAIB dan 16 orang mengikuti Master
Trainer yang berasal dari industri di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur.
“KADIN dan APINDO juga mendukung
program Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yang dicanangkan pemerintah. Kami
berharap pelatihan Master Trainer ke depannya dapat
diselenggrakan di provinsi lain sehingga penyebarannya merata,” ungkapnya.