Selasa, September 30, 2025

Kemenperin Pasok 356 Naker Kompeten untuk Industri Tekstil dan Produk Tekstil

Must Read

Moneter.co.id –  Salah satu unit pendidikan milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
Politeknik STTT Bandung siap berkontribusi dalam peningkatan produktivitas
dan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Nasional. Sebanyak 356
lulusan akan fokus membidangi program
studi terkait industri TPT.

“Industri TPT merupakan sektor padat karya. Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang kompeten, Kemenperin telah memiliki berbagai program
strategis melalui pendidikan dan pelatihan vokasi,” kata Sekjen Kemenperin
Haris Munandar pada acara Wisuda Politeknik STTT Bandung, Sabtu (09/12).

Program strategis tersebut, antara lain dihasilkan dari para lulusan
Politeknik STTT Bandung dan Akademi Komunitas Tekstil Solo, Diklat 3in1
(pelatihan, sertifikasi dan penempatan) untuk industri garmen,
serta pendidikan vokasi yang link
and match
antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri.

Dari 356 yang diwisuda, 238 orang lulusan Program Diploma
IV atau Sarjana Terapan dari jurusan Teknik Tekstil, Kimia Tekstil, Produksi
Garmen dan Konsentrasi Fashion Desain. Selanjutnya, 30 orang lulusan Program
Diploma III Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL), serta 88 orang lulusan Program
Diploma I dan Diploma II dari kerja sama dengan asosiasi dan perusahaan TPT.

“Sebanyak 322 orang lulusan dari program reguler, telah diterima
bekerja saat wisuda. Sisanya, dalam tiga bulan, akan terserap di industri,”
ungkap Haris.

Terjadi peningkatan penyerapan lulusan sebesar 15 persen, di mana
tahun 2016 mencapai 75 persen dan tahun 2017 menjadi 90,45 persen. Tahun ini
ada sebanyak 130 perusahaan TPT yang meminta langsung lulusan Politeknik STTT
Bandung.

Semenjak wisuda pertama hingga saat ini, perguruan tinggi bidang
tekstil ini telah mencetak lulusan sebanyak 4.248 orang program Diploma IV, 235
program D-III TPL, 59 orang program D-II dan 1.776 orang program D-I.

Tahun ini, meluluskan sebanyak 51 orang berpredikat “Dengan
Pujian”, salah satunya adalah Philavanh Hueng Phoxai, lulusan dari negara
Laos. Philavanh Hueng Phoxai kuliah di Program Studi Produksi Garmen selama
empat tahun dengan bantuan beasiswa dari Kemenperin dan mendapatkan IPK 3,56.

Menurut Haris, ketersediaan sumber daya
manusia (SDM) yang kompeten menjadi syarat mutlak untuk terwujudnya industri
yang mandiri dan berdaya saing. Faktor utama lainnya adalah investasi dan
teknologi.

Politeknik STTT Bandung akan membuka program S2
terapan, yang saat ini tengah dibangun gedung program magister dengan empat
lantai. Sejak tahun 2013, ketiga program studi Diploma IV telah mendapatkan
akreditasi A dari BAN PT. Kami berharap juga mendapat akreditasi tingkat internasional,”
ungkapnya.

Politeknik di lingkungan Kemenperin dikembangkan dengan spesialisasi
di bidang industri. Selanjutnya, sebagai pusat penelitian dan pengembangan
produk dan teknologi industri, serta menjalin kerja sama dengan industri untuk
menyediakan pelayanan jasa pengujian atau jasa produksi dengan memanfaatkan
fasilitas workshop dan laboratorium yang dimiliki.

Kemudian, melakukan peningkatan akreditasi sebagai bentuk pengakuan
kualitas pendidikan, bermitra dengan lembaga pendidikan dan industri untuk
pengembangan riset terapan serta bekerja sama dengan universitas di luar negeri
untuk penerbitan jurnal internasional. Langkah-langkah ini dapat membuat unit
pendidikan Kemenperin lebih kompetitif ke depannya.

Menurut Haris, para lulusan Politeknik STTT Bandung ini mengisi di sejumlah wilayah yang menjadi pusat
pertumbuhan dan penyebaran industri TPT di Indonesia, seperti Provinsi Jawa
Barat dan Jawa Tengah.

“Lebih dari 67 persen, industri TPT di dalam negeri
merupakan sektor hilir yang menghasilkan produk pakaian jadi dan barang tekstil
lainnya,” ucapnya.

Selain itu adalah industri antara yang meliputi sektor
pemintalan (spinning), pertenunan (weaving), perajutan (knitting),
serta printing dan finishing kain.

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri TPT ke depan,
kebutuhan tenaga kerjanya akan mencapai 135 ribu orang per tahun atau 22,5
persen dari total penyerapan pekerja di seluruh sektor industri sebanyak 600
ribu orang per tahun.

Kemenperin menargetkan, hingga akhir tahun 2017,
jumlah tenaga kerja yang terserap di industri TPT nasional sebanyak 2,73 juta
orang dengan nilai ekspor diperkirakan sebesar USD12,09 miliar. 
“Maka, sektor industri TPT ini sebagai
jaring pengaman sosial karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak,”
jelasnya.

Apalagi, industri TPT memiliki peran
strategis dalam proses industrialisasi, karena produk yang dihasilkan mulai
dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang
jadi), mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Berdaya saing global

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
mengungkapkan, i
ndustri TPT nasional mampu
berdaya saing global. Pasalnya, sektor andalan ini
telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya
dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional
.

“Khusus untuk industri shoes and
apparel sport
, kita sudah melewati China. Bahkan, Di Brasil, kita sudah
menguasai pasar di sana hingga 80 persen,” ujarnya.

Menperin menambahkan, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian
kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk
memperluas pasar ekspor TPT lokal.

“Saat ini dalam proses negosiasi untuk bilateral agreement tersebut, karena bea masuk ekspor produk
tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20 persen, sedangkan ekspor Vietnam ke
Amerika dan Eropa sudah nol persen,” tuturnya.

Kemenperin pun telah mendorong industri TPT nasional agar segera
memanfaatkan teknologi digital seperti 3D
printing
, automation, dan internet of things sehingga siap
menghadapi era Industry 4.0. Upaya transformasi ini diyakini dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas, selain melanjutkan program restrukturisasi mesin
dan peralatan.

Lebih lanjut, Kemenperin terus berkoordinasi dengan pihak berwenang
untuk mengatasi impor ilegal produk TPT dalam bentuk borongan. “Kami juga akan
perhatikan dan ada tindakan tegas untuk impor baju bekas yang masuk melalui
pelabuhan ‘tikus’,” imbuh Airlangga.

Pada semester I tahun 2017, industri TPT nasional mengalami
peningkatan permintaan hingga 30 persen, khususnya pasar dalam negeri, sehingga
ikut mendorong kenaikan utilisasi produksi mencapai 5-10 persen. Laju
pertumbuhan dari sektor padat karya berorientasi ekspor ini juga menanjak
sebesar 1,92 persen (YoY) dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Kinerja positif ini dinilai oleh kalangan pelaku industri TPT
nasional, salah satunya karena peran dari Satuan Tugas Penertiban Impor Barang
Berisiko Tinggi yang dibentuk oleh pemerintah.
Saat ini, industri TPT dapat memenuhi kebutuhan
d
alam negeri hingga 60 persen,” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan
Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono.

Sigit menambahkan, faktor pendongkrak lainnya adalah melalui penerapan
kebijakan
fiskal dan nonfiskal dari beberapa paket kebijakan
ekonomi yang
telah diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sebagai langkah untuk menciptakan iklim
investasi yang kondusif.

 “Misalnya, memfasilitasi
pemberian insentif fiskal berupa tax
allowance
untuk industri yang mengembangkan vokasi dan inovasi,” ujarnya.

Guna mendukung peningkatan
kinerja industri TPT
nasional, pemerintah
juga memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi
agar
memudahkan pelaku industri dalam berusaha di Indonesia. Selain itu,
mengawal sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi
tenaga kerja dan pelaku usaha
dan mengembangkan pusat logistik berikat (PLB).

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat,
penjualan tekstil di dalam negeri bakal melonjak hingga 32,85 persen pada tahun
ini menjadi USD9,3 miliar, dibanding tahun lalu sebesar USD 7 miliar. Tingginya
pertumbuhan penjualan tersebut didorong keberhasilan Satuan Tugas Penertiban
Impor Berisiko Tinggi yang mampu membendung laju tekstil impor ke pasar
domestik. (TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Perluas Jaringan, TIKI Resmi Membuka Cabang Utama di Kupang

PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) meresmikan pembukaan Cabang Utama TIKI di Kupang, sebuah langkah strategis yang menandai semakin kuatnya...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img