Senin, Oktober 6, 2025

Kemenperin Targetkan Ekspor Mobil Tembus 400 Ribu Unit

Must Read

Moneter.id – Kementerian Perindustrian membidik jumlah ekspor
mobil pada tahun 2019 akan menembus 400 ribu unit atau naik 15,6
% dibanding capaian tahun 2018 sebesar 346 ribu unit. Peningkatan ini
seiring tumbuhnya permintaan konsumen luar negeri terutama di Asean dan
terbukanya pasar baru seperti di Australia.

“Pasar Asean masih sangat potensial. Sekarang,
ekspor mobil Indonesia terbesar, di antaranya ke Filipina dan Vietnam, bahkan
pasar di Thailand juga mulai terbuka,” kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto pada pembukaan Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS)
2019 di Jakarta, Kamis (25/4).
 

Menperin menyampaikan, peluang peningkatan
ekspor mobil Indonesia yang juga ada di depan mata adalah ke pasar Australia.
Ini merupakan hasil negosiasi yang sudah ditandatangani dari perjanjian kerja
sama ekonomi yang komprehensif di antara kedua negara.

“Pemerintah tentu masih menunggu ratifikasi
parlemen kedua belah pihak. Tetapi apabila sudah diratifikasi, potensi untuk
ekspornya terbuka, termasuk kendaraan yang 
electric vehicle,
pemerintah Australia juga memberi prioritas,” paparnya.

Menurut Airlangga, industri otomotif merupakan
salah satu sektor manufaktur yang sudah memiliki struktur dalam di Indonesia,
mulai dari hulu sampai hilir. “Misalnya, kita sudah punya bahan baku seperti
baja, plastik, kaca, ban, hingga 
engine itu sudah diproduksi
di dalam negeri. Lokal konten rata-rata di atas 80%. Ini yang menjadi andalan
ekspor kita,” tuturnya.

Di samping itu, potensi industri otomotif di
Indonesia cukup besar, dengan jumlah produksi mobil yang mencapai 1,34 juta
unit atau senilai USD13,76 miliar sepanjang tahun 2018. Saat ini, empat
perusahaan otomotif besar telah menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok
global.

“Dalam waktu dekat, ada beberapa principal otomotif
lagi yang bergabung dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur
otomotif di wilayah Asia,” imbuhnya.

Hal tersebut akan menggenjot kinerja industri
otomotif, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian
nasional. “Apalagi, industri ini menyerap tenaga kerja yang banyak, lebih dari
satu juta orang,” ujar Airlangga.

Oleh karena itu, industri otomotif terpilih
menjadi bagian dari lima sektor manufaktur andalan dalam implementasi peta
jalan Making Indonesia 4.0. Selain mendapat prioritas pengembangan untuk lebih
berdaya saing global, pemerintah juga mendorong industri otomotif siap memasuki
era industri 4.0.

“Di dalam roadmap tersebut,
ditargetkan pada tahun 2030, Indonesia dapat menjadi basis produksi kendaraan
bermotor 
Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified
Vehicle
 untuk pasar domestik maupun ekspor,” ungkapnya.

Hal ini perlu didukung kemampuan industri dalam
negeri, mulai dari memproduksi bahan baku dan komponen utama sampai pada
optimalisasi produktivitas sepanjang rantai nilainya.

Kemudian, dalam peta jalan pengembangan industri
kendaraan nasional, pemerintah menargetkan sebanyak 20% dari total produksi
kendaraan baru di Indonesia sudah berteknologi tenaga listrik pada tahun 2025.

Hal ini guna mendukung komitmen
Pemerintah Indonesia dapat menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2)
sebesar 29% pada tahun 2030, sekaligus menjaga kemandirian energi nasional.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img