Senin, Oktober 6, 2025

Kemenperin Targetkan Produksi Aluminium Nasional 2 Juta Ton Tahun 2025

Must Read

Moneter.co.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan
produksi aluminium nasional, dengan menargetkan sebanyak 1,5-2 juta ton pada
tahun 2025.

Dirjen Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto
 mengatakan, bahwa untuk itu diperlukan
kebijakan strategis dari pemerintah agar industri yang sudah ada dapat
melakukan ekspansi atau menarik investasi baru.

“Beberapa upaya yang
telah kami laksanakan, antara lain fokus menciptakan iklim usaha yang kondusif,
menjalankan program hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah, dan memacu penggunaan produksi dalam negeri,” kata Harjanto di Jakarta, Jumat (23/2).

Ia menjelaskan, penting
menggenjot produksi aluminium ini sesuai amanat
Peraturan Presiden Nomor 3
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(PSN).

Dalam hal ini, lanjut Harjanto, PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, salah satu PSN yang tengah
diakselerasi pengembangannya. Apalagi, Inalum memikul amanah penting dari
negara sebagai induk dalam holding BUMN pertambangan.

Kami mengapresiasi atas selesainya pelaksanakan proyek Inalum pada tahun 2017 yang
menghasilkan produk aluminium sebesar 260 ribu ton per tahun,” ujar Harjanto.

Total kapasitas tersebut,
terdiri dari produksi ingot alloy
90 ribu ton, billet aluminium 30 ribu ton, dan aluminium ingot primer 140
ribu ton
per tahun. Sedangkan, kebutuhan
aluminium dalam negeri saat ini mencapai 900 ribu ton per tahun.

Dengan penambahan
kapasitas produksi Inalum, diharapkan dapat berperan dalam mengurangi impor
sehingga
menjaga pengeluaran devisa negara. ”Bahkan, seiring meningkatnya nilai tambah,
akan berdampak
pula pada penciptaan lapangan kerja,” imbuhnya.

Terkait rencana
Inalum membangun pabrik aluminium di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan
Utara,
perusahaan pelat merah tersebut saat ini menunggu kepastian pasokan listrik guna mendukung
kegiatan
produksinya.

“Industri ini butuh energi yang cukup besar, makanya perlu
harga yang kompetitif juga,” kata Harjanto. Adapun, pasokan listrik untuk
Kawasan Industri Tanah Kuning, Kaltara rencananya disalurkan oleh Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan yang akan dibangun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin
mengatakan, Inalum memproduksi sekitar 250.000-260.000 ton aluminium pada tahun
2017. Rencananya, Inalum ingin meningkatkan produksi menjadi 500.000 ton pada
2021. “Peningkatan kita tahun 2017 lebih dari 25 persen dibanding 2016,”
ucapnya.

Secara jangka panjang, Inalum menargetkan total produksi
aluminium mencapai dua juta ton per tahun. Hal ini didukung oleh pabrik
Smelting Plan di Kuala Tanjung dan pabrik di Kalimantan Utara. Pabrik di
Kalimantan Utara tersebut ditargetkan mulai dibangun 2020.

Dalam rencana
bisnis Inalum, Kalimantan Utara akan memproduksi aluminum sebanyak satu juta
ton

per tahun. Saat ini, kebutuhan
aluminium diperlukan untuk berbagai sektor, antara lain mendukung
industri konstruksi termasuk
mendukung transmisi dalam proyek 35 ribu megawatt, otomotif, perkapalan,
infrastruktur maupun produk rumah tangga.

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img