Senin, Oktober 6, 2025

Keren, Unit Litbang Kemenperin Ciptakan Aplikasi Identifikasi Keaslian Batik

Must Read

Moneter.id – Kementerian
Perindustrian melalui unit di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI), yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta memperkenalkan
aplikasi Batik Analyzer kepada para pengunjung pameran Gelar Batik Nusantara
(GBN) 2019.

Kepala
BBKB Titik Purwati Widowati mengatakan, aplikasi ini berguna untuk membedakan
kain batik asli (batik tulis, batik cap atau kombinasi) dengan tiruan batik.

“Inovasi
ini berawal dari kesulitan masyarakat membedakan kain batik dan tiruan yang
beredar di pasaran, khususnya membanjirnya produk impor tiruan batik dengan
harga yang sangat murah,” kata Titik di Jakarta, Jumat (10/5).

Menurut
Titik, masyarakat industri batik yang didominasi pelaku industri kecil dan
menengah (IKM) juga dituntut untuk mampu kompetitif di tengah tantangan global
era industri 4.0. “Oleh karena itu, aplikasi Batik Analyzer dapat pula
dimanfaatkan oleh para pelaku IKM batik,” jelasnya.

Aplikasi
dengan basis Android dan iOS tersebut menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang sesuai
dengan implementasi industri 4.0. “Saat ini, aplikasi Batik Analyzer baru
tersedia dalam versi Beta 1.0 dengan akurasi output dua kategori (batik dan tiruan) di 75%, dan akan terus
dikembangkan hingga mencapai angka 95%,” imbuhnya.

Sebelumnya,
Aplikasi Batik Analyzer telah diperkenalkan pada acara Indonesia Industrial
Summit 2019. “Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi untuk perlindungan industri
batik nasional dalam menyongsong era industri 4.0,” ujar Titik.

Kepala
BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan, pihaknya gencar mendorong
pelaku industri nasional untuk terus menciptakan inovasi produk demi mencapai
peningkatan ekspor hingga double digit tersebut. “Saat ini, penguatan inovasi
bagi sektor industri menjadi sangat penting. Langkah ini perlu kolaborasi
dengan seluruh stakeholder,”
ungkapnya.

Ngakan
optimistis, pengembangan industri melalui inovasi dan teknologi akan berperan
dalam peningkatan produktivitas dan kualitas secara efisien. “Menurut para
cendekia, istilahnya adalah technology
will always win
,” tuturnya.

Lebih
lanjut, menurut Ngakan, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di
seluruh Indonesia termasuk yang ada di bawah BPPI Kemenperin dapat menjadi
penyokong utama terbentuknya ekosistem inovasi yang melahirkan riset-riset
berkualitas dan memberi manfaat bagi kemajuan industri nasional.

“Guna
menghasilkan inovasi yang sesuai kebutuhan di dunia industri, balai litbang
Kemenperin terus berupaya menggandeng sektor swasta untuk ikut berkontribusi
dalam kegiatan riset atau alih teknologi yang mendukung kemajuan sektor
manufaktur nasional,” paparnya.

Baca
juga:
Tahun Ini, Ekspor Batik Targetkan Naik 8Persen

Merujuk
data Kemenperin, industri batik turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor
industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I/2019, yang mencatatkan posisi
tertinggi dengan capaian 18,98%. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,07% di periode yang sama.

Selain
itu, ekspor batik Nusantara tercatat senilai USD52,44 juta atau setara Rp734
miliar (kurs Rp14.000 per USD) pada tahun 2018. Kemenperin menargetkan nilai
ekspor batik nasional dapat meningkat hingga 6-8% pada tahun 2019.

 Di
samping itu, industri batik salah satu sektor yang banyak membuka lapangan
pekerjaan, dengan didominasi oleh IKM yang tersebar di 101 sentra. Jumlah
tenaga kerja di sektor industri batik sebanyak 212 ribu orang.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img