Moneter.id – Asosiasi
Industri Kakao Indonesia (AIKI) memproyeksikan ekspor kakao pada semester
II/2018 berpeluang mengalami kenaikan 5 persen hingga 10 persen dari perolehan semester I/2018
senilai US$537 juta.
“Ekspor
kakao sepanjang semester I/2018 mencapai 168.000 ton dengan nilai US$537 juta.
Ekspor kakao bisa naik karena tingginya permintaan cokelat jelang Natal dan
Tahun Baru. Sepanjang tahun lalu ekspor kakao mencapai US$523 juta dengan
volume 149.889 ton, atau meningkat 12% dari capaian pada 2016,” ujar Ketua Umum AIKI Piter Jasman di
Jakarta, Selasa (18/9).
Piter menjelaskan, sektor industri kakao sangat berpotensi untuk menopang kinerja ekspor nonmigas
dan mendatangkan devisa lebih banyak karena industri kakao saat ini memiliki
kapasitas terpasang sebesar 800.000 ton. Terlebiih harga kakao sedang dalam
tren naik di kisaran US$ 2,250.
“Jika
dibandingkan tahun lalu, naik sekitar 10%. Akibatnya ekspor kakao naik, begitu
juga produk turunannya,” kata Direktur Eksekutif AIKI, Sindra Wijaya.
Sementara
itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang
membenarkan ekspor produk perkebunan kakao meningkat, di tengah kondisi ekonomi
global yang tak menentu.
“Ekspor
biji kakao naik sebesar 11,95%, bubuk kakao naik 2,49%. Begitu juga produk
olahan kopi dan teh naik 19,79% ”, sebut Bambang.
Pemerintah
melalui Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini tengah melakukan upaya-upaya
untuk mendorong dan memperbaiki produktifitas kakao yang sedang menurun.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman juga mengundang Organisasi Pangan dan
Pertanian Dunia Food and Agriculture Organization/ FAO berkunjung ke Sulawesi
Selatan, untuk melihat langsung perkembangan kakao. Mentan berharap FAO akan
memberikan edukasi.
“Kita
berharap produksi kakao kita lebih besar lagi. Dari sebelumnya 600 ton, kita
targetkan lebih dari 1 juta ton,” kata Amran.
Lebih
jauh, kata Amran, Indonesia berpeluang untuk meningkatkan volume ekspor pangan
ke berbagai negara. “Kedatangannya nanti untuk melihat langsung kemajuan
pertanian Indonesia. Sebab banyak capaian yang drastis meningkatkan produksi
dan volume ekspor. Kebijakan pertanian pun saat ini telah berhasil menurunkan
tingkat kemiskinan di pedesaan,” ujarnya.
(TOP)