Senin, Oktober 6, 2025

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari 2018 Naik 7,86 Persen

Must Read

Moneter.co.id – Capaian
nilai ekspor Indonesia pada bulan Januari 2018 tercatat sebesar USD 14,45
miliar atau naik sebesar 7,86% dibanding periode yang sama tahun 2017 (YoY).
Penguatan ekspor didukung oleh peningkatan ekspor minyak dan gas (migas)
sebesar 1,10% dan nonmigas sebesar 8,57%.

“Kenaikan
ekspor nonmigas periode Januari 2018 merupakan awal yang baik untuk mendukung
optimisme pencapaian kinerja ekspor di tahun 2018,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita, Rabu (21/02).

Mendag
mengatakan, kenaikan ekspor nonmigas didorong oleh peningkatan ekspor beberapa
produk, antara lain bahan bakar mineral (HS 27); perhiasan/permata (HS 71);
besi dan baja (HS 72); bubur kayu/pulp (HS 47); ikan dan udang (HS 03); bijih,
kerak, dan abu logam (HS 26); dan pakaian jadi bukan rajutan (HS 62).

Di
samping itu, lanjut Enggar, ekspor migas juga mengalami kenaikan yang didorong
oleh peningkatan ekspor gas sebesar 20,84%.

Mendag
menambahkan bahwa kenaikan ekspor nonmigas periode Januari 2018 didukung oleh
peningkatan ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor antara lain Arab Saudi
(naik 42,8%); Filipina (naik 26,6%); Belanda (naik 24,4%); Bangladesh (naik
24,2%); RRT (naik 23,8%); Jepang (naik 19,5%); dan Amerika Serikat (naik 8,2%).

Sementara
itu, ekspor nonmigas yang mengalami penurunan (YoY) antara lain ke India (turun
16,5%); Thailand (turun 5,6%); Vietnam (turun 7,4%); Pakistan (turun 32,3%);
Australia (turun 23,0%), dan Spanyol (turun 13,9%).

Neraca
perdagangan nonmigas periode Januari 2018 mengalami surplus sebesar USD 182,6
juta. Pada periode tersebut ekspor nonmigas mencapai USD 13,16 miliar dan
impornya sebesar USD 12,98 miliar. Neraca perdagangan total di bulan Januari
2018 mengalami defisit USD 676,9 juta. Defisit neraca perdagangan total
diakibatkan oleh defisit neraca perdagangan migas sebesar USD 859,5 juta.

Perdagangan
nonmigas dengan India, AS, Pilipina, Belanda dan Bangladesh menyumbang surplus
terbesar selama bulan Januari 2018 yang jumlahnya mencapai USD 2,3 miliar.
Sementara perdagangan nonmigas dengan RRT, Thailand, Australia, Singapura, dan
Jerman menyebabkan defisit terbesar yang jumlahnya mencapai USD 2,6 miliar.

Nilai
impor Januari 2018 tercatat sebesar USD 15,13 miliar, meningkat sebesar 26,44%
(YoY). Kenaikan nilai impor tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan
impor barang konsumsi sebesar 33,0% (YoY), barang modal sebesar 30,9% (YoY),
dan bahan baku/penolong sebesar 24,8% (YoY).

“Kenaikan
impor barang konsumsi mengindikasikan masih kuatnya daya beli masyarakat yang
secara bersamaan direspons oleh industri domestik melalui peningkatan impor
barang modal dan bahan baku/penolong untuk bersaing memenuhi permintaan
domestik maupun ekspor,” pungkas Mendag.

Kenaikan
impor bahan baku/penolong menjadikan pangsa barang kategori ini semakin dominan
sebesar 74,6% terhadap total impor. Pada Desember 2017, pangsa impor tersebut
sebesar 73,1%. Impor bahan baku/penolong yang naik signifikan antara lain suku
cadang dan perlengkapan alat angkutan (21,44%), bahan bakar motor (17,21%),
serta bahan baku untuk proses industri (8,30%).

Sedangkan barang modal yang
impornya naik signifikan adalah mobil penumpang (56,06%). Sementara itu impor
barang konsumsi yang mengalami penurunan adalah makanan dan minuman untuk rumah
tangga turun sebesar 62,70% serta bahan bakar dan pelumas turun sebesar 35,36%.


(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img