Moneter.co.id – Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengagendakan pemantauan pembangunan ekonomi terutama dari aspek pemerataan dan meninjau program keadilan sosial penyetaraan harga kebutuhan pokok di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Papua.
Menteri Rini akan berkunjung ke tiga
kabupaten yakni Puncak Jaya, Jayawijaya, dan Kabupaten Pegunungan Bintang. “Rencana pada 20 November,
Menteri BUMN akan berdialog dengan dua kelompok peserta pelatihan budi daya dan
pasca panen kopi dari sentra Distrik Yagara dan Distrik Wolo serta meninjau
program penyetaraan harga Semen dan sekaligus berdialog dengan masyarakat,”
kata Kepala Humas Pemkab Jayawijaya Meitty W Nahuway, Minggu (19/11).
Namun, kata Meitty, masih ada
kemungkinan perubahan jadwal kunjuungan Menteri BUMN karena masih akan ada
rapat koordinasi hari ini. Rini dijadwalkan meninjau kebun kopi serta
menyerahkan alat pengupas dan pengering buah kopi Arabika untuk petani kopi di
Jayawijaya.
Namun, sebelum menuju Kabupaten
Jayawijaya di hari yang sama, kata Meitty, Menteri dijadwalkan berkunjung ke
Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang untuk meninjau agen premium dan
minyak solar (APMS) serta melakukan sidak lapangan BBM satu harga.
Menteri Rini juga direncanakan bersama
masyarakat Kabupaten Puncak Jaya mendeklarasikan
“banggamenyeduhkopipapua” serta menyerahkan bantuan, meninjau
penurunan harga tiga bahan pokok oleh PPI dan meninjau penyetaraan harga semen
oleh Semen Indonesia.
Sebelum kembali ke Kabupaten Jayapura
pada Selasa (21/11), Menteri akan meninjau kemanfaatan branchless-banking oleh
Bank Mandiri di Kabupaten Puncak Jaya pada sekitar pukul 11.30 waktu setempat.
Pada Agustus lalu, Menteri dalam
kunjungan kerja ke Jayawijaya, mengajak petani lokal untuk meningkatkan jumlah
produksi kopi Arabika agar pendapatan mereka juga bisa lebih baik dari
sebelumnya.
Dari hasil
diskusi bersama petani kopi saat itu, Rini mengatakan kendala yang menghambat
petani kopi adalah karena rendahnya pemasaran. “Salah satu permasalahannya biaya
angkut ke kota itu mahal. Nah, ini sedang kita carikan
jalan supaya masyarakat Jayawijaya bisa mendapat keuntungan yang lebih
baik,” kata Meitty. (SAM)