Moneter.co.id – PT Bank CIMB Niaga
Tbk (CIMB Niaga) mencatatkan perolehan laba bersih konsolidasi (audited)
sebesar Rp3,0 triliun pada periode yang berakhir 31 Desember 2017. Angka ini
naik sebesar 43,0% year on year (yoy).
Pertumbuhan laba
bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII)
yang meningkat 2,6% menjadi Rp12,4 triliun, peningkatan dari pendapatan non
bunga (non interest income/NoII) sebesar 18,8% menjadi Rp3,4 triliun,
dan penurunan pada biaya pencadangan sebesar 18,0% yoy.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, pendapatan
operasional naik 5,6% yoy sementara biaya dapat ditekan dan hanya naik sebesar
2,1% yoy. Peningkatan progresif dalam pengelolaan kualitas aset berhasil
menurunkan biaya pencadangan sebesar 18,0% yoy. “Hasilnya, laba
bersih tumbuh 43,0% yoy menjadi Rp3,0 triliun,” ucapnya.
“Kami terus
mengedepankan prinsip kehati-hatian terkait pertumbuhan kredit sejalan dengan
perekonomian Indonesia dengan tetap memperhatikan kualitas aset sebagai
prioritas utama,” ujarnya, Senin (26/2).
Dengan total aset mencapai Rp266,3 triliun per 31 Desember 2017, naik sebesar
10,2% yoy, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di
Indonesia dari sisi aset. Adapun jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh
2,8% yoy mencapai Rp185,1 triliun per 31 Desember 2017.
Dari total
penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp48,6 triliun (26%),
dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp35,0 triliun
(19%).
Sementara wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari
kredit yang disalurkan, dengan kredit korporasi sebesar Rp69,6 triliun (38%),
dan kredit komersial sebesar Rp31,9 triliun (17%).
“Strategi yang
kami ambil, yakni fokus pada kredit pemilikan rumah maupun sektor UKM terus
menampakkan hasil, dengan angka pertumbuhan masing-masing 12,0% dan 10,7% yoy.
Adapun kredit korporasi tumbuh 7,7% yoy,” paparnya.
Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar
Rp189,3 triliun per 31 Desember 2017, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar
8,4% yoy, menghasilkan kenaikan rasio CASA CIMB Niaga sebesar 171 basis point
(bps) yoy menjadi 52,6%.
“Kami juga
telah meluncurkan versi terbaru Go Mobile, layanan mobile banking yang
memberi kemudahan akses bagi nasabah ritel terhadap portofolio mereka di CIMB
Niaga melalui ponsel pintar,” jelas Tigor.
“Peningkatan versi Go Mobile diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang
semakin beralih ke digital banking,” ucapTigor.
Sementara bagi
nasabah non-ritel, CIMB Niaga menawarkan Bizchannel@CIMB, sebuah solusi internet
banking yang menawarkan cara aman dan nyaman untuk melakukan transaksi
perbankan bagi nasabah di segmen bisnis.
Ke depan, lanjut Tigor, kami akan fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM,
menjaga pengelolaan biaya secara disiplin, meningkatkan CASA serta memperkuat
platform digital, dengan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit
untuk menjaga kualitas aset yang lebih baik. “Kami berharap
rasio NPL kami semakin membaik, bergantung pada proyeksi ekonomi,” jelas Tigor.
(HAP)