Moneter.id – PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) meraup laba bersih Rp11,438 triliun pada
kuartal III/2018. Laba ini naik 12,6% secara tahun ke tahun (yoy) dibandingkan
periode sama tahun lalu Rp10,15 triliun.
Direktur
Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, kenaikan laba perseroan ditopang
oleh pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang merekah 10,6% menjadi
Rp 26,01 triliun.
“Meningkatnya pendapatan
bunga bersih karena penyaluran kredit yang tumbuh 15,6% (yoy) menjadi Rp487
triliun dan masih menggeliatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang naik
14,2% (yoy) menjadi Rp548 triliun. Oleh karena DPK masih melimpah, biaya dana (cost of fund) BNI juga cukup terjaga di
2,8%,” ucapnya belum lama ini.
Baca juga: Terkait Kasus Dugaan Suap Izin Meikarta, BNI Stop Salurkan Kredit Baru
Rincian
pertumbuhan kredit BNI adalah kredit bisnis korporasi tumbuh 18,5%, kredit
konsumer terutama kredit pegawai naik 43,7%. Kemudian kredit KPR dan kartu
kredit masing-masing tumbuh 9,1% dan 8,1%. “Untuk mendorong kredit itu,
DPK BNI tumbuh 14,2 persen menjadi Rp480,53 triliun di kuartal III,” ujar
Anggoro.
Namun, marjin bunga bersih
(Net Interest Margin/NIM) BNI menurun dari 5,5% menjadi 5,3% karena
kehatia-hatian untuk menaikkan suku bunga kredit. Sedangkan rasio kredit
bermasalah (non performing loan/NPL) BNI menurun dari 2,8% menjadi 2,0% (gross)
di kuartal III 2018 ini. “Kita utamakan kualitas kredit,” kata
Anggoro.
Penyumbang laba bersih
lainnya adalah pendapatan non bunga termasuk pendapatan komisi. Pendapatan non
bunga tumbuh enam persen menjadi Rp 7,18 triliun.
Pada kuartal
III/2018, rasio pendanaan terhadap kredit (Loan to Deposit Ratio/LDR) BNI
meningkat dari 87,9% menjadi 89%. Oleh karena penghimpunan DPK dan penyaluran
kredit itu, aset BNI tumbuh 14,3% menjadi Rp763,5 triliun di kuartal III/2018.
Baca juga: Garuda Indonesia – BNI Teken Kerjasama SBLC Senilai USD 200 Juta
(TOP)
