Moneter.id – Menteri Perindustrian
Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan lima strategi
untuk mempercepat pertumbuhan sektor industri. Diharapkan, melalui kinerja
industri yang gemilang, turut mendongkrak perekonomian nasional dan
kesejahteraan masyarakat.
“Langkah pertama, koordinasi pembangunan
industri dengan kementerian dan lembaga terkait lain,” tuturnya ketika Rapat
Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (20/2).
Upaya tersebut, meliputi dua aktivitas utama,
yaitu penjaminan pemenuhan kebutuhan bahan baku dan bahan penolong bagi
industri manufaktur. Strategi ini antara lain melibatkan Kementerian
Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Keuangan, serta Kementerian BUMN.
“Selain itu, kami melakukan koordinasi untuk
mendapatkan dukungan fiskal dan pembiayaan sektor industri,” ujarrnya.
Langkah kedua, implementasi program
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), antara lain melalui
optimalisasi belanja modal pemerintah pusat dan BUMN, pengaturan impor produk
yang sudah bisa diproduksi dalam negeri, serta pengenaan sanksi bagi yang
melanggar ketentuan terhadap kewajiban penggunaan produk dalam negeri.
“Ketiga, penguatan ekspor dan substitusi
impor, di antaranya melalui diversifikasi industri unggulan untuk ekspor,
membuka secara agresif pasar-pasar baru untuk produk industri, melakukan
pendekatan terhadap prinsipal-prinsipal otomotif di Indonesia untuk menjadikan
Indonesia basis ekspor,” papar Agus.
Selanjutnya, mendorong investasi
pabrik-pabrik komponen di negara-negara yang menjadi target ekspor baru, serta
memastikan penyelesaian impor bahan baku khususnya impor limbah non B3.
Jurus keempat, mendorong investasi di sektor
industri, yang meliputi perbaikan kemudahan perizinan, promosi investasi, dan
fasilitasi pemberian insentif investasi.
“Selama lima tahun ke depan, kami telah
mengidentifikasi rencana investasi sektor industri sebanyak 81 proyek dengan
nilai total Rp921 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 125 ribu orang,”
ungkapnya.
Strategi kelima, yakni penguatan daya beli
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan konsumsi produk dalam negeri, antara
lain melalui menurunkan besaran Down Payment (DP) untuk produk pembelian
mobil dan motor, mempercepat penyaluran dana bantuan sosial ke masyarakat,
serta meningkatkan utilisasi industri dalam rangka penciptaan lapangan kerja.
Menperin optimistis, apabila jurus jitu
tersebut terlaksana dengan baik, target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas
sebesar 5,3% pada tahun 2020 bisa tercapai. Sementara itu, kontribusi industri
pengolahan nonmigas terhadap total PDB nasional dibidik hingga 17,8% sepanjang tahun
ini. Berikutnya, kontribusi ekspor produk industri terhadap ekspor nasional akan
mencapai 72,2% pada tahun 2020.
“Pada tahun 2019, nilai investasi industri
pengolahan nonmigas mencapai Rp215,9 triliun dan tenaga kerja industri
pengolahan nonmigas sebanyak 18,87 juta orang. Industri pengolahan nonmigas skala
besar dan sedang tumbuh sebanyak 1.476 unit, sedangkan industri kecil tumbuh
sebanyak 7.986 unit. Sementara itu, kawasan industri yang sudah terbangun
sebanyak 14 kawasan,” paparnya.
Pada hasil kesimpulan raker tersebut, Komisi
VI DPR mendukung strategi pembangunan industri yang diusulkan oleh Kemenperin. Raker
dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Arya Bima Wikantyasa.