Moneter.id – PT Link
Net Tbk (LINK) mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,76 triliun di kuartal III/2019.
Capaian ini turun tipis 1,07% dari periode sama tahun lalu Rp 2,79 triliun.
“Pendapatan LINK
antara lain terdiri dari biaya pelanggan layanan broadband internet dan
jaringan sebesar Rp 1,60 triliun, serta pendapatan dari biaya pelanggan layanan
televisi kabel Rp 1,02 triliun,” tulis perseroan dalam laporan keuangan yang
dirilis di Jakarta, Senin (28/10).
Sementara
dijelaskan, beban penjualan LINK meningkat menjadi Rp 212,16 miliar
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 166,81 miliar.
Lalu, beban umum dan administrasi juga naik tipis menjadi sebesar Rp 396,60
miliar dari Rp 393,97 miliar pada kuartal III/2018.
Beban
penyusutan LINK di kuartal III/2019 juga meningkat menjadi Rp 543,32 miliar
dari periode sama tahun lalu Rp 507,07 miliar.
Imbasnya,
laba usaha LINK pada kuartal III/2019 tercatat Rp 1,04 triliun atau turun 6,30%
dari kuartal III 2018 senilai Rp 1,11 triliun. Alhasi, laba bersih LINK pada
kuartal III/2019 juga turun 5,25% menjadi Rp 772,85 miliar.
Sementara
total aset LINK sampai September 2019 mencapai Rp 6,27 triliun atau meningkat
dari total aset pada akhir tahun lalu, Rp 6,02 triliun.
Informasi, perseroan
pada tahun ini menargetkan laba bersih tumbuh 30% dibanding tahun lalu yang tercatat
sebesar Rp803 miliar. Pertumbuhan laba akan ditopang dari pertumbuhan
pendapatan yang ditargetkan tumbuh 9% hingga 13%.
Sementara, untuk
memenuhi target penambahan 250 ribu home
pass, perseroan menggelontorkan belanja modal hingga Rp1,5 triilun.
Sebagian
besar dari capex tersebut akan dialirkan untuk keperluan ekspansi dan pembaruan
(upgrade) untuk menunjang jaringan
seperti penambahan hub, split hub, intercity backbone rings dan intercity rings.
Sumber
pendanaan dari belanja modal tersebut akan diambil dari laba operasional dan
pembiayaan perbankan.