MONETER – Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) mencatat total simpanan di bank hingga mencapai Rp 7.677 triliun
di semester I-2022. Simpanan ini meningkat 9,1% secara tahunan (year on year/yoy).
Penyumbang terbesar
adalah simpanan jumbo dengan tiering nominal
lebih dari Rp 5 miliar mencapai Rp 3.983 triliun atau meningkat paling tinggi
14,2% (yoy).
“Tiering nominal simpanan
jumbo di atas Rp 5 miliar terus meningkat secara bulanan tumbuh 2,2% (month on month/mom) per Juni 2022, dalam tiga bulan
tumbuh 2%, dan dalam enam bulan (year to date/ytd)
tumbuh 3,6%,” tulis LPS dalam keterangan resminya, Senin (8/8/2022).
Tulisnya, dalam tiga
tahun simpanan jumbo ini juga tumbuh signifikan 43,2%. Disusul oleh simpanan
dengan tiering Rp 100-200 juta yang mencapai Rp 410
triliun tumbuh 6,2% (yoy). Meningkat 0,2% (mom), tumbuh 2,5% (qtq), dan tumbuh
1,2% (ytd).
Untuk simpanan
dengan tiering nominal Rp 200-500 juta yang senilai Rp 648
triliun mengalami peningkatan 5,3% (yoy), tumbuh 0,3% (mom), 2,5% (qtq) atau
tumbuh 0,9% (ytd).
Lalu, untuk tiering nominal
Rp 2-5 miliar yang mencapai Rp 624 triliun atau tumbuh 3,7% (yoy), dan juga
tumbuh tipis 0,4% (mom). Namun, dalam kuartalan dan juga year to date cenderung flat 0%.
Sementara, simpanan
dengan tiering Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar yang
mencapai Rp 553 triliun tumbuh 3,9% (yoy) atau terkoreksi 0,2% dari bulan
sebelumnya, tapi tumbuh 0,8% (qtq), dan terkoreksi 0,6% (ytd).
LPS juga mencatat
simpanan dengan tiering nominal Rp 1-2 miliar mencapai Rp 483
triliun tumbuh 3,4% (yoy) per Juni 2022, terkontraksi 0,2% (mom), naik 0,6%
(qtq), tumbuh 0,5% (ytd).
Berdasarkan kelasnya,
kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 4 masih menjadi penghimpun simpanan
terbesar, yang senilai Rp 3.862 triliun tumbuh 8,8% (yoy) per Juni.
Namun, dari
pertumbuhannya, KBMI 2 yang paling tinggi, yakni 12,7% (yoy) menjadi Rp 874
triliun. Disusul KBMI 1 dengan simpanan Rp 1.015 triliun, meningkat 11,5%
(yoy). Selain itu, KBMI 3 menghimpun simpanan Rp 1.926 triliun, tumbuh 7%
(yoy).
Terdapat peningkatan
jumlah rekening, terutama pada bank digital yang mayoritas masuk dalam KBMI 1.
Hal ini seiring kebiasaan masyarakat yang bertransaksi nontunai (cashless society). Di bank digital, simpanan yang
dihimpun mencapai Rp 49,3 triliun atau tumbuh 58,1% per Mei 2022.
Dari jenis simpanannya,
LPS mencatat paling banyak adalah deposito senilai Rp 2.831 triliun walaupun tumbuh
tipis 0,6% (yoy) per Juni 2022. Giro justru mencatatkan pertumbuhan 19,4% (yoy)
menjadi Rp 2.269 triliun, tabungan sebesar Rp 2.522 triliun tumbuh 12,3%
(yoy). Deposit on call Rp 52 triliun susut 31,6% (yoy),
serta sertifikat deposito Rp 3 triliun melesat 79,7% per Juni 2022.
Jika hanya melihat dana
pihak ketiga (DPK) totalnya mencapai Rp 7.584 triliun atau tumbuh 9,2% (yoy)
per Juni. Sedangkan simpanan dari bank lain sebesar Rp 93 triliun, tumbuh 4%
(yoy).
Berdasarkan jenis
simpanan, jumlah rekening simpanan terbanyak terdapat pada tabungan yang
mencakup 97,8% total rekening simpanan. Kenaikan jumlah rekening terbesar
terdapat pada rekening sertifikat deposito sebesar 20,0% (mom), sedangkan
penurunan jumlah rekening terdalam terdapat pada rekening deposito sebesar 0,8%
(mom).
Berdasarkan tiering simpanan, jumlah rekening simpanan
terbanyak terdapat pada tiering simpanan
di bawah Rp 100 juta yang mencakup 98,7% total rekening simpanan. Kenaikan
jumlah rekening terbesar terdapat pada tiering simpanan
di atas Rp 5 miliar sebesar 1,3%, sedangkan penurunan terdalam terdapat pada
tiering simpanan Rp 1 miliar sampai dengan Rp 2 miliar sebesar -0,3%.