Moneter.id – PT Bank Mandiri Syariah (Persero) mencatat
transaksi e-channel mencapai
80,76 juta transaksi sepanjang 2018. Catatan itu meningkat 8,15% dibandingkan
tahun sebelumnya 74,67 juta transaksi.
Peningkatan
ini dikontribusikan dari transaksi mobile
banking tumbuh 58,50% menjadi 14,99 juta dibandingkan tahun
sebelumnya 9,46 juta dan transaksi e-channel lainnya
seperti ATM, Net Banking dan lainnya sebesar 0,84% menjadi 65,77 juta
dibandingkan tahun sebelumnya 65,22 juta.
Direktur
Technology & Operation Mandiri Syariah Achmad Syafii mengatakan perseroan
terus memberikan kemudahan layanan transaksi digital kepada para nasabah. Salah
satunya inovasi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai startup di Indonesia.
“Kami melihat
transaksi digital sangat menjanjikan, memberikan peluang untuk kami bekerja
sama dengan startup d
Indonesia, tentunya dengan menyasar Muslim milenial,” ujarnya, Senin (01/04).
Terkait
hal itu, Bank Mandiri Syariah bekerja sama dengan e-commerce fashion Muslim HIJUP tentang
layanan jasa dan produk perbankan berdasarkan prinsip syariah.
Achmad
berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan jumlah transaksi e-channel pada tahun ini “Kami targetkan
transaksi e-channel sebesar
20 persen, sudah termasuk kerja sama dengan HIJUP,” ucapnya.
Dia
mengakui pasar keuangan syariah masih tergolong kecil hanya enam persen,
sehingga diharapkan kolaborasi dengan berbagai startup di Indonesia mampu mendorong transaksi
nontunai.
“Kalau kita mengandalkan
tumbuh organik maka sangat jauh, kemarin fee
basekami Rp 183 miliar atau tumbuhnya 15 – 20%,” ungkapnya.
Bank Mandiri Syariah
mencatat laba bersih naik 65,74% menjadi Rp 605 miliar dibandingkan posisi per
akhir 2017 sebesar Rp 365 miliar. Peningkatan laba antara lain ditopang oleh
membaiknya Fee Based Income (FBI) sebesar 19,4%
semula Rp 943 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 1,13 triliun per akhir
2018.
FBI Perseroan
bersumber dari jasa transaksi dan lainnya. Selain dari Fee Based Income, sumber laba perusahaan
adalah pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp 402
miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52% menjadi Rp 7,69 triliun per akhir 2018.
Sementara,
pendapatan margin bagi hasil bersih perseroan pada 2017 sebesar Rp 7,29
triliun. Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh
pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.