Senin, Oktober 6, 2025

Mendag: Ekspor Impor di Oktober 2017 Surplus USD 0,90 Miliar

Must Read

Moneter.co.id – Menteri
Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan, kinerja ekspor dan impor Indonesia
pada bulan Oktober 2017 menghasilkan surplus perdagangan sebesar USD 0,90
miliar. Sedangkan neraca volume tercatat surplus 35,56 juta ton selama bulan
Oktober 2017.

“Nilai
surplus perdagangan bersumber dari surplus nonmigas sebesar USD 1,69 miliar
dikurangi defisit migas USD 0,79 miliar,” jelas Mendag Enggar disiaran persnya,
Jumat (17/11).

Secara
kumulatif, lanjut Mendag, neraca perdagangan selama Januari-Oktober 2017
mengalami surplus sebesar USD 11,78 miliar. Surplus ini terdiri atas surplus
nonmigas sebesar USD 18,45 miliar dan defisit migas sebesar USD 6,67 miliar.
Kondisi neraca perdagangan ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan
periode yang sama tahun 2016 yang surplus sebesar USD 7,65 miliar.

“Surplus
perdagangan selama Januari-Oktober 2017 meningkat lebih dari 50% dibanding
periode yang sama tahun lalu,” ujar Mendag.

Mendag Enggar
mengungkapkan bahwa India menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar selama
bulan Oktober 2017, diikuti oleh Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan
Pakistan, dengan total surplus mencapai USD 25,4 miliar. Sementara itu China,
Thailand, Australia, Argentina, dan Korea Selatan merupakan mitra dagang yang
menyebabkan defisit nonmigas yang mencapai USD 18,3 miliar.

Ekspor Januari-Oktober 2017 Semakin
Kokoh

Nilai ekspor
bulan Oktober 2017 mencapai USD 15,09 miliar, meningkat 18,4% dibanding tahun
lalu (YoY). Peningkatan kinerja ekspor di bulan Oktober dipicu oleh penguatan
ekspor sektor migas dan nonmigas. Ekspor migas menguat 33,8% (YoY) menjadi USD
1,41 miliar, dan ekspor nonmigas meningkat 17,0% (YoY) menjadi USD 13,67
miliar.

“Capaian
ekspor nonmigas bulan Oktober 2017 ini sangat menggembirakan yang
mengindikasikan kinerja ekspor kita semakin menguat,” jelas Mendag.

Mendag juga
menilai transaksi perdagangan yang berhasil dicatatkan selama perhelatan Trade
Expo Indonesia di bulan Oktober tahun 2017 berkontribusi terhadap capaian
kinerja ekspor selama bulan Oktober tersebut. Sejak bulan Januari hingga
Oktober 2017, pergerakan pertumbuhan ekspor tahunan terus membaik dari 0,2% di
bulan Januari menjadi 17,7% di bulan Oktober.

Mendag mengungkapkan,
secara kumulatif ekspor selama Januari-Oktober 2017 mencapai USD 138,46 miliar,
atau meningkat sebesar 17,5% dibanding periode yang sama tahun 2016.
Peningkatan nilai ekspor selama Januari-Oktober 2017 terjadi karena adanya
kenaikan harga beberapa komoditas ekspor Indonesia meskipun volumenya mengalami
penurunan, seperti bijibijian berminyak dan gandum-ganduman.

Sementara
ekspor nonmigas yang mengalami kenaikan signifikan antara lain besi baja (HS
72) naik 68,7%; bahan bakar mineral (HS 27) naik 48,6%; karet dan barang dari
karet (HS 40) naik 44,3%; dan bubur kayu/pulp (HS 47) naik 50,4%.

Di sektor
nonmigas, ekspor ke beberapa negara mitra dagang selama Januari-Oktober 2017
menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Ekspor nonmigas ke Spanyol, China, dan
India naik signifikan selama Januari-Oktober 2017 dengan pertumbuhan
masing-masing sebesar 43,2%; 40,0%; dan 33,6% (YoY).

Impor Penopang Pertumbuhan Industri
Berorientasi Ekspor

Kinerja impor
bulan Oktober 2017 tercatat sebesar USD 14,2 miliar, naik sebesar 23,3% (YoY)
dan naik 11,0% (MoM). Kenaikan impor bulan Oktober 2017 (MoM) tersebut didorong
oleh meningkatnya permintaan impor sektor migas, terutama untuk minyak mentah
dan hasil minyak. Impor minyak mentah meningkat 43,4% menjadi USD 776 juta, dan
impor hasil minyak naik 6,0% menjadi USD 1,19 miliar.

“Impor di
bulan Oktober 2017 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya,” ujar Mendag.

Menurut
Mendag, secara kumulatif, impor selama Januari-Oktober 2017 mencapai USD 126,68
miliar atau naik 14,9% (YoY). Kenaikan impor dibandingkan tahun sebelumnya
terjadi pada ketiga kelompok barang, yaitu bahan baku/penolong naik sebesar
16,3%, barang modal naik sebesar 9,5%, serta barang konsumsi naik sebesar
13,5%.

Kenaikan
impor bahan baku/penolong yang signifikan diperkirakan akan mendukung
pertumbuhan industri manufaktur, terutama yang berorientasi ekspor, sehingga
berdampak positif terhadap kinerja ekspor di masa depan.

Kenaikan
impor produk nonmigas dari kelompok bahan baku/penolong adalah bahan baku untuk
industri (25,9%), makanan dan minuman untuk industri (17,7%), serta suku cadang
dan perlengkapan alat angkutan (14,1%). Sedangkan kelompok barang modal yang
impornya naik signifikan adalah alat angkutan untuk industri (61,0%). (TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img