Senin, Oktober 6, 2025

Mendag: Perlu Kolaborasi Penjualan Daring dan Luring Hadapi Era Digital

Must Read

Moneter.id – Menteri
Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menegaskan bahwa di era ekonomi
digital yang berlangsung cepat, kolaborasi metode penjualan dalam jaringan
(daring/online) dan penjualan luar jaringan (luring/offline) mutlak diperlukan.
 

“Ekonomi
digital dan modernisasi tidak bisa dihentikan, dialihkan, atau dibatasi. Untuk
itu, diperlukan kolaborasi atau perpaduan antara metode digital dan nondigital.
Kolaborasi tersebut sudah mulai terjadi dan dapat kita lihat,” jelas Mendag
saat membuka Jatim Fair 2018  di Grand
City Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/10).
 

Menurut
Mendag, penjualan luring yang dipadukan dengan daring dapat meningkatkan
penjualan. “Jika hanya dilakukan secara luring, maka penjualan malah akan
menurun. Kunci utama untuk bertahan adalah bisa menyesuaikan diri dengan gaya
hidup yang sedang terjadi di seluruh dunia,” tandasnya.
 

Contoh
pergeseran yang tengah terjadi saat ini, lanjut Mendag, adalah perubahan fungsi
pusat perbelanjaan menjadi tempat hiburan dan tempat berkumpul. Demikian juga
dengan cara penjualan yang mengarah kepada penjualan daring yang lebih mudah
dan nyaman bagi konsumen.
 

Untuk
memperkuat perdagangan di dalam negeri dan menghadapi situasi ekonomi global,
pemerintah dan pelaku usaha, termasuk usaha kecil menengah (UKM) harus bekerja
sama. “Mari kita tumbuh bersama UKM untuk bisa berjaya di dalam negeri dan
bersiap untuk ‘go international’. Jangan sampai produk luar yang masuk ke
Indonesia, tetapi produk kita tidak dapat menembus pasar di mancanegara,”
kata Mendag.
 

Mendag
juga mengingatkan terbukanya peluang ekspor yang lebih besar akibat perang
dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. “Kita harus dapat
memanfaatkan peluang ekspor komoditas yang terbuka akibat perang dagang
AS-China,” imbuhnya.
 

Jatim
Fair merupakan ajang tahunan yang digelar dalam rangka memperingati hari jadi
Provinsi Jawa Timur yang ke-73. Pada penyelenggaraan tahun 2017, Jatim Fair
dikunjungi oleh lebih dari 210.900 orang dengan nilai transaksi perdagangan
sebesar Rp54,3 miliar (secara tunai dan order).
 

Melalui
penyelenggaraan Jatim Fair, dapat terjadi pertukaran tidak hanya produk
unggulan, tetapi juga informasi yang berpotensi memperluas jaringan pasar di
tingkat domestik dan meningkatkan daya saing bagi produk di pasar global.
 

“Diharapkan
penyelenggaraan Jawa Timur Fair 2018 dapat memberikan manfaat kepada rakyat
Jawa Timur, menambah kemakmuran bagi pelaku usaha, serta meningkatkan daya
saing produk asal provinsi Jawa Timur,” ujar Mendag.
 

Sedangkan
untuk pelaku usaha, diharapkan dari pelaksanaan Jatim Fair terjadi pertukaran,
tidak hanya produk unggulan, tetapi juga informasi yang berpotensi memperluas
jaringan pasar di tingkat domestik sehingga hal tersebut menjadi pembelajaran
bagi pelaku UKM untuk meningkatkan daya saing usahanya masing-masing.
 

Jawa
Timur mempunyai kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Nilai
Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2017 mencapai Rp 1.482 triliun atau
tumbuh 5,45% di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 5,07%.
 

Pertumbuhan
Jawa Timur pada tahun 2017 tersebut, 30,40% ditunjang oleh sektor industri dan
20,90% ditunjang oleh sektor perdagangan.
 

Berdasarkan
data BPS, dari seluruh ekspor Indonesia yang mencapai USD 164,8 miliar, Jawa
Timur memberikan kontribusi sebesar 11,90% atau sebesar USD 19,6 miliar. Nilai
ekspor Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 merupakan terbesar ke-2 setelah
provinsi DKI Jakarta.
 

Produk-produk
asal Jawa Timur yang telah mencapai mancanegara antara lain perhiasan (batu dan
logam mulia), tembaga, udang, serta minyak kelapa sawit.
 

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img