Moneter.id – Indonesia
terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital dalam rangka
mendukung penerapan revolusi industri generasi keempat sesuai peta jalan Making
Indonesia 4.0. Langkah ini perlu kolaborasi antara pemerintah dan swasta guna
merealisasikannya, terutama mengenai investasi dan teknologi yang akan
dikembangkan.
“Bagi industri yang paling penting itu
infrastruktur, termasuk infrastruktur digital, karena untuk memacu daya saing
agar lebih kompetitif di tingkat global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto pada Peluncuran Telkomsel
Innovation Center di Jakarta, Rabu (25/7).
Menurut
Menperin, di era digital, aktivitas sektor manufatur tidak lagi sekadar
melibatkan mesin dalam proses produksinya. Saat ini, beberapa pabrikan sudah
melompat lebih jauh, yakni memadukan dengan internet of things (IoT)
atau kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang menjadi
ciri dari industri 4.0.
“Oleh
karena itu, untuk mendukungnya, diperlukan jaringan internet dengan kecepatan
tinggi, teknologi cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband,” sebut Airlangga.
Menurutnya,
Indonesia punya potensi dan peluang yang baik untuk bertransformasi ke arah
ekonomi digital tersebut.
“Negara
kita ini kaya, punya cloud atau data di
atas tanah, yang dikelola oleh Telkomsel. Kita harus bangga, Telkomsel adalah
aset nasional, makanya perlu kita jaga untuk menata masa depan lebih baik
lagi,” papar Menperin.
Di samping itu, Indonesia adalah
bangsa terbesar di ASEAN. Apalagi, saat ini telah masuk dalam 1 trillion dollars club economy. “Selain
melalui teknologi, yang bisa membuat kita maju lebih cepat adalah bonus
demografi sampai tahun 2030,” imbuhnya.
Airlangga optimistis, dengan
keunggulan tersebut dan menerapkan industri 4.0, Indonesia akan menjadi negara 10
besar dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. Selanjutnya juga,
diyakini, produktivitas akan meningkat hingga dua kali lipat.
“Dari teknologi akan tercipta inovasi
dan menghasilkan champion. Ini yang
menjadi aspirasi kita dalam meningkatkan produksi, kemampuan ekonomi negara, dan
investasi bertambah. Jadi, kami terus pacu agar pertumbuhan industri bisa
melebihi 1-2% daripada ekonomi,” paparnya.
Adapun lima sektor industri
manufaktur yang tengah dipacu sebagai pionir penerapan revolusi industri
keempat di dalam negeri sesuai Making Indonesia 4.0, yakni industri otomotif,
elektronika, kimia, tekstil dan pakaian, serta makanan dan minuman.
”Kita punya 84 sektor industri, kita
sudah pilih lima, supaya fokus untuk implementasi ekonomi digital,” jelas
Airlangga.