Moneter.co.id – Pelaku industri nasional perlu memanfaatkan
perkembangan bisnis dan teknologi dari era ekonomi digital saat ini, seperti
yang berbasis pada perdagangan elektronik (e-Commerce), teknologi finansial
(Fintech), Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence
(AI), digitalisasi, dan robotik. Prospek ini cukup menjanjikan karena Indonesia
didukung dengan beragam potensi yang dimiliki.
“Kalau dari segi industri, e-Commerce merupakan bagian dari ekonomi digital yang
menjadi subbagian dari Revolusi Industri 4.0. Jadi, tidak hanya otomatisasi,
sekarang mesin sudah bisa komunikasi dengan internet of everything,” kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto ketika memberikan paparan pada acara Quo Vadis Ekonomi Digital
Indonesia di Jakarta, Rabu (21/2).
Baca juga: Menperin: PPh Final E-Commerce Sebesar 0,5 Persen
Menperin
menilai, Indonesia sudah siap mengarah kepada industri berbasis digital karena
negara-negara lain di dunia juga banyak yang mengimplementasikan. “Kita telah
ada beberapa startup unggulan dan
punya pasar yang sangat besar. Kita terbesar di ASEAN untuk pasar startup,” jelasnya.
Berdasarkan
data yang diperoleh Kementerian Perindustrian, peluang pengembangan
ekonomi digital di Indonesia ke depannya, antara lain adanya bonus demografi.
Pada tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60%,
dengan kontribusi sebesar 27% di antaranya adalah generasi muda yang berpotensi
menjadi wirausaha industri baru.
Selanjutnya, terjadi peningkatan
jumlah kelas menengah. Sebanyak 135 juta penduduk
diproyeksi akan memiliki penghasilan bersih di atas kisaran USD3.600 tahun 2030
dan menjadi konsumen dominan e Commerce. “Apalagi, seiring perkembangan
gaya hidup digital, internet telah menjangkau
52,8% dari populasi Indonesia,” ungkap Airlangga.
Bahkan, terdapat pula peningkatan
permintaan di pasar global, terutama produk berbasis media dan informasi teknologi (IT). “Oleh sebab itu, perusahaan IT
memiliki market capital besar. Saat ini, di ASEAN ada sekitar tujuh unicorn atau perusahaan startup
besar, dan empat di antaranya adalah dari Indonesia,”
imbuhnya.
Kemenperin tengah memprioritaskan pengembangan di
lima sektor industri nasional yang akan menjadi percontohan dalam implementasi
sistem Industry 4.0, yakni indutri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian
jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.
Kelima
sektor tersebut diharapkan mampu mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi
digital di Indonesia. “Mereka yang akan menjadi light house-nya. Dan, kami terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholders untuk menyusun roadmap Industry 4.0 dan kegiatan sosialisasinya,”
jelas Menperin.
Untuk
itu, pemerintah tengah menyiapkan berbagai program dan kebijakan yang dapat
mendukung pelaksanaan ekonomi digital. Misalnya yang terkait pendanaan,
perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, sistem
logistik, infrastruktur komunikasi, keamanan siber, hingga pembentukan
manajemen pelaksanaan.
Airlangga
menyampaikan, pembangunan infrastruktur seperti jaringan internet menjadi
faktor penting untuk memenangkan persaingan global. Salah satu upaya yang
dilakukan yakni dengan meningkatkan investasi di satelit Palapa. “Kebutuhan
fiber optik terkait dengan perluasan bandwidth,
itu kan termasuk infrastruktur. Karena itu, kami telah meminta kepada
Kementerian Kominfo agar untuk industri kecil dan menengah (IKM) disiapkan bandwidth lebih besar,” tuturnya.
(TOP)