Moneter.id – Produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia berhasil
mencetak transaksi potensial sebesar USD 1,3 juta melalui pameran Fine Food
Australia 2018 yang digelar pada 10?13 September 2018 di Melbourne Convention
& Exhibition Center, Victoria, Australia.
“Indonesia berhasil meraih transaksi potensial sebesar
USD 1,3 juta. Pameran ini merupakan upaya Atase Perdagangan (Atdag) Canberra
dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney untuk mengembangkan potensi
produk Indonesia ke Australia,” kata Kepala Atdag Canberra Nurimansyah
disiaran persnya, Selasa (25/9).
Fine Food Australia 2018 yang telah berlangsung selama 34
tahun ini merupakan pameran industri mamin olahan terbesar di Australia.
Pameran ini bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku industri
mamin di Australia. Ajang tahunan ini dihadiri lebih dari 1000 ekshibitor yang
berasal dari lebih 60 negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Italia,
Austria, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Fiji, dan India.
Pada tahun ini, pengunjung pameran mencapai lebih dari
26.800 orang yang tidak hanya berasal dari Australia, tetapi juga dari
negara-negara Kepulauan Pasifik, Asia, dan Eropa. Dari total pengunjung,
sebanyak 66 persen memiliki kemampuan dalam membeli pada perusahaan yang
diwakili.
Pelaku usaha dari Indonesia yang mengikuti pameran antara
lain PT Mayora Indah Tbk, PT Dua Kelinci, PT Sekar laut Tbk, PT Niki Sumber
Arta, CV Zoehada Pangan Kreatif, Sony Trading Pty. Ltd, Noval International
Trading , dan PT Integral Mulia Cipta.
Sedangkan produk mamin olahan Indonesia yang dipamerkan
di antaranya mi instan merek Bakmi Mewah, kerupuk udang merek Schrimp Prawn
Crackers Finna, bumbu masakan merek Munik, kacang-kacangan merek Dua Kelinci
dan Nuts Nuts, bakpia merek Blasteran, kopi kemasan dan permen merek Kopiko,
minuman air kelapa, teh biasa dan organik, serta beberapa produk makanan olahan
lainnya.
“Pengunjung menunjukan antusiasme yang tinggi
terhadap stan Indonesia. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia bahkan
menuturkan bahwa produk mamin olahan Indonesia semakin berkembang mengikuti
tren dunia,” ujar Nurimansyah.
Pameran ini difasilitasi oleh KBRI Canberra yang bekerja
sama dengan KJRI Melbourne dan ITPC Sydney. Selama pameran, pengunjung dapat
menemukan berbagai produk terbaru serta berbagai tren dan inovasi, misalnya
pada mesin-mesin kemasan produk dan pembuat mamin olahan di pasar Australia.
Pada tahun 2017, pameran ini dihadiri lebih dari 26.000
pengunjung dan lebih dari 1.000 peserta pameran.
Pameran Fine Food Australia akan kembali diselenggarakan
pada 9?12 September 2019 di International Convention Center (ICC) Sydney,
Australia. “Sebagai antisipasi, kami akan segera melakukan pendaftaran
untuk mendapatkan lokasi terbaik dan penawaran harga khusus,” tambah
Nurimansyah.
Selain Fine Food Australia 2018,di tempat yang sama,
Indonesia juga berpartisipasi pada Australian Tea Expo 2018. Pameran industri
teh terbesar di Australia ini diselenggarakan pada 10?12 September 2018 dan
dihadiri sebanyak 20.000 pengunjung.
Indonesia menampilkan teh khusus organik (specialty grade organic tea) dalam
beberapa varian seperti teh hitam, teh hijau, dan teh putih yang diproduksi
oleh PT Bukit Sari.
Sementara itu, berdasarkan data dari UN Comtrade
Statistic, pada tahun 2017, impor produk makanan olahan Australia dari dunia
sebesar USD 9,1 miliar. Nilai ini meningkat 3,16 persen dibandingkan dengan
tahun 2016 yang sebesar USD 8,8 miliar.
Sedangkan perkembangan impor produk mamin olahan dalam
lima tahun terakhir (2013?2017) meningkat 0,78 persen. Australia merupakan
salah satu pasar potensial dengan populasi sekitar 24 juta jiwa, serta populasi
Kepulauan Pasifik yang mencapai 15 juta jiwa.
(TOP)