Selasa, September 30, 2025

Pariwisata Perkasa, Indonesia Kian Sejahtera

Must Read

Moneter.id – Presiden Joko
Widodo (Jokowi) menyatakan pariwisata Indonesia memiliki potensi besar untuk
menarik perhatian wisatawan dari luar negeri.
 Potensi pariwisata Indonesia itu dapat digenjot
dengan menggelar event-event pariwisata nasional diperbanyak.

“Dengan
demikian, wisatawan berdatangan dan dapat mendongkrak roda perekonomian di
lokasi wisata tersebut,” kata Jokowi disiaran pers Kementerian Pariwisata,
Kamis (28/06).

Presiden
meyakini, sektor pariwisata Indonesia yang sangat menjanjikan. Selain itu  akan menimbulkan multiplier effect yang positif terutama di bidang perekonomian.
“Untuk itu, diperlukan strategi agar pariwisata kita lebih baik lagi,”
katanya..

Berdasarkan
riset Bank Dunia, pariwisata menjadi salah satu bisnis utama atau core business Indonesia. Pariwisata
menjadi penyumbang PDB, devisa serta lapangan kerja paling besar dan mudah.

Pada 2016,
devisa pariwisata mencapai US$ 13,5 miliar per tahun. Hanya kalah dari minyak
sawit mentah (CPO) sebesar US$ 15,9 miliar per tahun. Padahal pada 2015 lalu,
pariwisata masih ada di peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa
terbesar.

Saat itu,
pariwisata di bawah sektor migas sebesar US$ 18,5 juta, CPO US$ 16,4 juta, dan
batubara US$ 14,7 juta. Namun akibat jatuhnya harga migas dan batu bara,
konstelasi sektor penyumbang devisa berubah. CPO menjadi raja dan pariwisata
menyodok ke atas sektor migas dan batubara.

Tahun 2017,
sumbangan devisa dari sektor pariwisata melesat menjadi sekitar US$ 16,8
miliar. Angka ini diprediksi akan meningkat 20% menjadi sekitar US$ 20 miliar
pada 2018.

Semakin
melesatnya sektor pariwisata, tidak terlepas dari terus meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman terus naik. Pada 2017,
wisman yang berkunjung sebanyak 14,04 juta, naik 21,88% dari tahun 2016 yang
berada dikisaran 11,52 juta pengunjung.

Lantas kenapa
pariwisata Indonesia bisa menjadi hebat, kuat dan melesat dengan cepat? Alasan
pertama, ada CEO Commitment, yang
ditunjukkan presiden selama memimpin kabinet kerja.

Action-nya ada. Rekam jejaknya pun tercatat.
Dalam memimpin kabinet kerja, Presiden tak ragu menetapkan pariwisata sebagai leading sector dan sekaligus core ekonomi bangsa.

Presiden
bahkan ikut memberi komando lewat penetapan 10 destinasi prioritas, atau yang
sering dipopulerkan dengan istilah 10 Bali Baru yakni, Danau Toba Sumatera
Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan
Seribu DKI Jakarta, Borobudur di Joglosemar, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur,
Mandalika di Lombok, Komodo Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara dan
Morotai Maltara.

Berikutnya,
presiden sudah hadir langsung di banyak destinasi wisata. Kawasan yang pernah
didatangi Presiden Jokowi adalah Raja Ampat, Morotai, Labuan Bajo, Larantuka,
Mandalika, Borobudur, Tanjung Lesung, dan Danau Toba.

Sejumlah
kegiatan karnaval, juga dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi. Seperti
Karnaval Khatulistiwa 2015 di Pontianak, Pesona Danau Toba 2016 di Sumut,
Karnaval Parahyangan Bandung 2017 hingga Pesta Kesenian Bali 2016 dan 2018.

“Itu
menunjukkan komitmen yang tinggi dari Presiden Jokowi terhadap dunia
Pariwisata,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)
Didien Djunaedi, Rabu (27/6).

Hal itu ikut
diakui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia menilai bahwa pariwisata bisa
jadi penawar defisit yang terjadi pada neraca perdagangan.

Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja perdagangan di Mei 2018 tercatat
defisit USD1,52 miliar. Meski turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD1,62
milar, namun angka tersebut dipandang masih tinggi dan perlu ditekan. Dan jurus
penyeimbangnya, dinilai bisa datang dari pariwisata.

“Pariwisata
bisa dijadikan penyeimbang. Kami juga mengimbau masyarakat Indonesia yang
banyak melakukan perjalanan ke luar negeri, mungkin destinasi pariwisatanya
bisa di dalam negeri saja supaya ini membantu,” kata Ani di Kemenkeu,
Jakarta Pusat, Senin (25/6) silam.

Baca juga: Piala Dunia 2018, Momentum Marketing Bangun Brand

Sebelumnya
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memanfaatkan momentum Piala Dunia 2018 Rusia
melalui branding Open Great Bus (bus wisata). Promosinya digelar mulai dari 1 –
20 Juni 2018. Berbagai keindahan destinasi pariwisata seperti Bali dan
Borobudur, disertai dengan logo Wonderful Indonesia serta Asian Games 2018
bertebaran di kota Moskow, Rusia.

Strategi
cerdik ini bukan pertama kali dilakukan Menpar. Dua tahun lalu, Kementerian
Pariwisata juga melakukannya untuk gelaran Piala Eropa di Perancis. Saat itu,
Kemenpar mem-branding 20 bus city tour dengan pemandangan indah berbagai
destinasi wisata unggulan seperti: Candi Borobudur, Pura Ulun Danu, Festival
Barong Banyuwangi, penari Bali, dan Komodo.

“Kunci
suksesnya bukan hanya karena gambar-gambar destinasi indah, tapi karena
berpromosi di momen yang tepat. Apalagi, Wonderful Indonesia juga ikut
memanjakan penumpang bus dengan layanan Wi-Fi gratis yang landing page-nya masuk ke destinasi wisata unggulan Indonesia. Ini
keren,” ungkap Ketua ASITA Asmawi Bahar.

Impact-nya pun diyakini bakal sangat
dahsyat. Maklum, Piala Dunia 2018 disiarkan oleh 196 stasiun TV di 212 negara.
Prediksi kasarnya, Piala Dunia yang digelar di Rusia ini bakal ditonton lebih
dari 3 miliar penduduk dunia. 

“Ini exposure yang luar biasa besar. Apalagi,
sepak bola adalah olahraga terpopuler di dunia, paling banyak ditonton, dan
paling banyak dibicarakan. Dan jangan lupa, komunitas fansnya sangat
fanatik,” tambahnya.

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img