Moneter.id – Putri
pertama almarhum Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) mengatakan
masyarakat harus mengawal pemilihan umum (Pemilu) mendatang agar tidak ada
kecurangan.
“Mahasiswa
dan masyarakat Ponorogo diharapkan berpartisipasi mengawasi perhitungan
suara,” kata Mbak Tutut saat berbicara dalam Pengajian Ahad Pagi Masjid Al
Manar di kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo, Minggu (31/03).
Caranya,
menurut Mbak Tutut, foto suasana di TPS dan hasil perhitungan suara. Ia juga
mengatakan pengawalan perlu agar tidak ada yang memainkan hasil perhitungan
suara.
“Saya
sampaikan imbauan ini karena peduli pada bangsa dan negara Indonesia,”
ujarnya.
Pengajian
Ahad Pagi Al Manar dihadiri mahasiswa dan warga sekitar. Acara rutin ini
berlangsung pukul 06.00. Masyarakat dan mahasiswa memadati lapangan parkir di
tengah kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo sejak usai shalat subuh.
Sebelumnya,
Ustad Haykal Hasan mengajak peserta pengajian mengingat kembali era
kepemimpinan Pak Harto. “Kita pasti masih ingat dengan wajib belajar
sembilan tahun, swasembada beras, ketahanan pangan, dan masih banyak
lagi,” kata Ustad Haykal Hasan.
“Keluarga
Pak Harto berusaha melanjutkan perjuangan Pak Harto membangun Indonesia sebagai
bangsa mandiri,” ujarnya.
Ustad
Haykal Hasan masih ingat ketika jilbab dilarang di sekolah-sekolah. Umat Islam
menyalahkan Pak Harto. Yang terjadi justru sebaliknya, putri pertama Pak Harto,
yaitu Mbak Tutut, justru mengenakan jilbab.
Masjid
Al Manar adalah satu dari 999 masjid yang dibangun Yayasan Amal Bhakti Muslim
Pancasila pimpinan almarhum Presiden Soeharto. Mbak Tutut sedikit bercerita
bagaimana yayasan itu terbentuk, pendanaan, dan gagasan membangun masjid dari
Sabang sampai Merauke.
Bukan
kali pertama Mbak Tutut mengingatkan warga untuk mengawal Pemilu. Sebelumnya,
dalan kunjungan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, dan usai panen
raya di Kediri, Mbak Tutut juga mengutarakan hal serupa.




