Moneter.id – International Finance Corporation (IFC) berkomitmen sebesar
150 juta USD dalam bentuk Obligasi Hijau yang diterbitkan oleh PT. Bank OCBC
NISP Tbk (OCBC NISP). Obligasi ini adalah obligasi hijau pertama yang
diterbitkan oleh bank komersial di Indonesia, memberikan sumber pendanaan hijau
yang baru untuk melawan Perubahan Iklim.
Pelopor Obligasi Hijau ini, dengan tenor lima tahun, akan
mendukung proyek cerdas iklim yang didanai OCBC NISP, mendukung prioritas
pemerintah dalam meraih pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan juga menyumbang
target pemerintah yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 prosen di
tahun 2030.
“Ini
tonggak bersejarah penting bagi sektor perbankan Indonesia karena ini
diharapkan akan mengkatalisasi pertumbuhan pasar obligasi hijau di Indonesia,”
ujar Direktur Eksekutif IFC, Philippe Le Houérou,
Rabu (1/8).
Ia menjelaskan, bahwa di dalam sebuah negara yang angka
pendanaan hijaunya cukup rendah, obligasi hijau pertama yang diterbitkan oleh
bank komersial ini mendanai langkah pertama kami dalam membuka potensi pasar
obligasi hijau di Indonesia untuk mendorong pendanaan baru bagi proyek pintar iklim.
“IFC tengah berdiskusi dengan pemain-pemain lain serta sangat
ingin menyediakan dukungan investasi dan saran untuk membantu pembangunan produk
pendanaan hijau di negara ini,” ucapnya.
IFC
memperkirakan peluang potensial di Indonesia untuk Pendanaan Hijau adalah
sekitar 274 milyar USD di tahun 2030.
Selain
komitmen pertamanya untuk mendanai Obligasi Hijau Bank pertama, IFC akan
memberikan dukungan saran untuk OCBC NISP mengenai pendanaan hijau termasuk
mengidentifikasikan dan melaporkan aset-aset hijau. Hasil dari Obligasi HIjau
akan digunakan untuk mendanai proyek terkait iklim sesuai dengan prinsip
Obligasi Hijau.
“Kami
menyadari bahwa keberlanjutan adalah sebuah perjalanan yang panjang dan
obligasi hijau ini hanyalah langkah awal dari upaya Bank OCBC NISP untuk
membantu nasabah kami melakukan bisnis secara berkelanjutan dan turut
berkontribusi positif dalam pengembangan pembangunan dan tujuan pemerintah,”
ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP.
Bersama
dengan IFC, lanjut Parwati, kami akan berkolaborasi dan mencari solusi inovatif
yang akan memperluas peluang untuk investasi swasta yang berkelanjutan secara
ekonomis, sosial, dan lingkungan.
IFC juga telah mendukung pemerintah Indonesia dan badan pengaturnya, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), untuk membangun peta jalan pendanaan yang berkelanjutan di
Indonesia, bersamaan dengan panduan Obligasi Hijau dan kebijakan yang
mewajibkan bank di Indonesia untuk membangun dan melaporkan program pendanaan
berkelanjutan mereka.
Bekerja
sama dengan Bank Dunia, IFC juga telah bekerja untuk membangun kemampuan sektor
pemerintah dan swasta dalam pendanaan Hijau. Bank Dunia juga mendukung
pemerintah Indonesia menerbitkan Obligasi SUKUK hijau pertama mereka dengan
pemerintah mana pun.
Investasi
IFC di Bank OCBC NISP juga akan membantu menciptakan kelas aset baru untuk
menyalurkan pendanaan jangka panjang dan melawan perubahan Iklim. Bank
Dunia memperkirakan di akhir abad ini perubahan iklim akan merugikan
Indonesia antara 2,5% dan 7% GDP.
(TOP)