Moneter.co.id – PT Adira
Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) mencatatkan penyaluran pembiayaan
sebesar Rp5,47 triliun untuk lini bisnis berbasis syariah hingga September tahun
ini. Angka ini turun sekitar 9% dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun 2016.
Direktur Utama Adira Finance Hafid
Hadeli mengatakan, bisnis pembiayaan syariah sulit mengalami pertumbuhan
lantaran tidak adanya ketentuan down payment (DP)
atau uang muka yang lebih rendah dibandingkan dengan pembiayaan konvensional. “Sektor
syariah akan sulit tumbuh,” ujarnya, Senin (20/11)
Sementara
itu, Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila menambahkan meskipun keunggulan
besaran uang muka untuk pembiayaan syariah sudah tidak ada, Adira Finance tetap
akan menyediakan produk-produk syariah untuk memberikan pilihan kepada nasabah.
“Kami sebenarnya hanya menawarkan
pilihan, dengan variasi kita berharap dapat menjual lebih banyak, tapi
itu juga tergantung dengan daya beli masyatakat,” jelas Made.
Guna meningkatkan pembiayaan syariah,
katanya, Adira Finance masih mencari startegi untuk menemukan nilai tambah dari
produk syariah.
Menurut Made,
Adira Finance telah mencoba beberapa cara, salah satunya memperluas jaringan.
Adira mencoba memetakan daerah atau wilayah yang berpotensi menumbuhkan
pembiayaan syariah.
“Masih banyak yang belum paham.
Memang butuh sosialisasi, masih butuh waktu, tidak bisa menanam besok sudah
berbuah,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya menargetkan
pembiayaan syariah masih akan tumbuh, meskipun masih tipis.
Made menjelaskan,
saat ini masih dalam proses transisi, sehingga belum dapat menyebutkan target
secara detail. “Yang jelas kalau DP-nya disamakan [dengan konvensional]
pertumbuhannya akan melambat,” katanya. (SAM)