Moneter.id – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku
Riefky Harsya mendukung gelaran Jogja Art of Fashion Foundation untuk
mendorong subsektor fesyen yang berkelanjutan dan mendukung jenama lokal
mengembangkan ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah.
“Kami punya network untuk kolaborasi dengan
sponsor-sponsor yang bisa dikoordinasikan lebih lanjut. Kegiatan yang digagas Jogja
Art of Fashion Foundation ini butuh akselerasi yang terarah. Ini sebagai
upaya untuk memperkuat pengembangan ekonomi kreatif yang unggul dimulai dari
daerah,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky di Jakarta, Selasa (3/6/ 2025).
Jogja Art of Fashion Foundation sedang menyusun
konsep acara festival untuk 2025 dengan memadukan seni dalam fesyen, termasuk
perilisan sebuah buku dan pameran seni rupa. Yayasan juga melihat potensi
kolaborasi untuk memperluas pasar, mengembangkan talenta lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) jurusan tata busana, dan mengedepankan hak kekayaan
intelektual (HaKI).
Menteri Ekraf Teuku Riefky menambahkan Kementerian Ekraf
terus mengembangkan berbagai program untuk mendorong pertumbuhan subsektor
fesyen tanah air. Mulai dari pengembangan kreasi, pendampingan, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) agar ekonomi kreatif menjadi the new
engine of growth.
“Kami senang bila subsektor ekonomi kreatif seperti fesyen
bisa membuka peluang kerja berkualitas bagi generasi muda apalagi dari lulusan
vokasi seperti SMK. Bulan lalu, kami melakukan kunjungan ke beberapa SMK binaan
Djarum Foundation untuk memperkuat ekosistem ekraf di Kudus. Berarti, potensi
kolaborasi seperti ini bisa dikembangkan ke daerah-daerah lain,” kata Menteri
Ekraf Teuku Riefky.
Jogja Art of Fashion Foundation resmi berdiri sejak
2019. Sebelumnya, organisasi nirlaba ini fokus pada program sustainable
fashion dan pendampingan kelembagaan, termasuk optimalisasi lulusan SMK di
Yogyakarta, khususnya jurusan tata busana. Selain itu, mereka juga sering
terlibat dalam berbagai kegiatan seperti peragaan busana, pameran seni, seminar
fesyen, dan kompetisi desain.
“Pendekatan yang kami lakukan yaitu seni sebagai inspirasi,
tradisi, eksploitasi, eksperimentasi, dan kolaborasi. Output kami memang
sebetulnya produk fesyen, tetapi tidak hanya busana saja melainkan ada
aksesoris, milineris, dan semua pelengkap yang bermuatan seni atau artistik.
Tujuan utama kami meningkatkan peran dan kapasitas lulusan SMK dalam bidang
fesyen melalui pendampingan. Selain itu, kami juga punya wearable art
semacam usulan atau positioning yang menekankan kreativitas
berbasis kerajinan atau kecakapan tangan seperti salah satu program yaitu
Dressmaker Forum,” kata Ninik, Ketua Jogja Art of Fashion Foundation.
Sementara, Sekretaris Jogja Art of Fashion
Foundation, Andri menyampaikan yayasan pada 2025, ingin menginisiasi wearable
art dengan tema Taman Sari melalui empat kegiatan, seperti teatherical
fashion show, pameran karya, pembuatan buku, dan diskusi atau workshop
yang berhubungan dengan penelitian serta pengembangan.
"Rencananya akan diadakan pada Oktober di Yogyakarta
dengan melibatkan seniman-seniman dari berbagai daerah. Kami mengharapkan ada support yang
signifikan dari Kementerian Ekonomi Kreatif ini,” imbuh Andri.