Moneter.co.id – Pemerintah
Jepang memberikan pinjaman sebesar 8,3 miliar YEN atau Rp993 miliar
untuk pembangunan dan pembenahan fasilitas pendidikan, riset, dan kejuruan di
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pemberian pinjaman itu ditandai lewat
penandatanganan pertukaran nota bantuan pinjaman oleh Pemerintah Indonesi dan
Pemerintah Jepang. Pertukaran nota diteken Senin (13/11/2017) oleh Duta Besar
Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii dan Direktur Jendeal Asia, Pasifik, dan
Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desra Percaya.
Wakil Duta Besar Jepang untuk
Indonesia, Kozo Honsei mengatakan pinjaman untuk UGM merupakan bagian dari
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan mendorong riset serta
pengembangan produk sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
“Pinjaman untuk proyek
UGM berdurasi 25 tahun, termasuk masa tenggang selama tujuh tahun. Pinjaman
dikenakan Yen Libor ditambah 10 bps dengan bunga mengambang atau floating rate minimal 0,1%,” ucapnya, Senin (13/11)
Kozo menyebut,
pinjaman UGM tidak mengharuskan perusahaan Jepang ikut dalam tender pengadaan. “Ini memang berbeda dengan
[pinjaman untuk ] Patimban. Di sini tidak ada syarat pengadaaan yang
mengikat,” jelasnya.
Dalam
kesempatan yang sama juga diteken nota pertukaran pinjaman untuk proyek
Pelabuhan Patimban Tahap I senilai 118,9 miliar YEN atau Rp14,2 triliun.
Pinjaman ini mengikat syarat pengadaan, sehingga perusahaan Jepang harus
terlibat dalam tender konstruksi dan operator. (HAP)