MONETER
– PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart mencatatkan pendapatan
neto Rp 47,89 triliun sepanjang semester I/2022. Capaian ini meningkat 13,94%
dari periode yang sama tahun lalu dengan raihan Rp 42,03 triliun.
“Perseroan membukukan beban pokok pendapatan Rp
37,95 triliun di semester I/2022. Atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya
Rp 33,46 triliun. Laba bruto mencapai Rp 9,93 triliun, atau lebih besar dari
semester I/2021 sebesar di Rp 8,57 triliun,” tulis perseroan diketerangan resminya,
Rabu (31/8/2022).
Selain itu, perseroan juga menanggung beban
penjualan dan distribusi Rp 7,9 triliun, beban umum dan administrasi Rp 834,75
miliar, pendapatan lainnya Rp 514,47 miliar, dan beban lainnya Rp 32,4 miliar.
Alhasil, laba usaha perseroan mencapai Rp 1,67
triliun, lebih besar dari semester I-2021 di Rp 1,19 triliun. Laba periode
berjalan menyentuh Rp 1,28 triliun selama 1 Januari-30 Juni 2022, meningkat
45,96% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 876,22 miliar.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,25 triliun, tumbuh
46,84% dari semester I-2021 yang berjumlah Rp 853,29 miliar.
Di tahun ini, perseroan menargetkan penambahan gerai
baru 800 – 1.000 unit. Dan yang telah terealisasi sekitar 300 unit sampai Maret
2022. Untuk mencapai target tersebut, perseroan mengalokasikan anggaran belanja
modal sebesar Rp3,4 triliun – Rp3,5 triliun. Realisasi belanja modal sampai
kuartal I/2022 baru mencapai Rp800 miliar.
Untuk diketahui, rata-rata penjualan harian per toko
Alfamart naik menjadi Rp13,3 juta di kuartal I/2022 dengan lebih dari 19.000
toko konsolidasi yang dioperasikan. Pada kuartal I/2020 dan kuartal I/2021,
rata-rata penjualan harian per toko Alfamart hanya Rp13 juta dan Rp12 juta.