Moneter.id – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) secara konsolidasi mengantongi
pendapatan US$ 1,35 miliar per kuartal III/2019. Pendapatan ini naik 10,3% dari
periode sama 2018 sebesar US$ 1,22 miliar.
“Perseroan juga membukukan laba bersih US$ 122,8 juta,
membaik dari posisi rugi bersih US$ 110,2 juta,” kata Plt. Direktur Utama/ Direktur
Keuangan dan Manajemen Resiko/ Plt. Direktur Operasi/ Plt. Direktur Teknik dan
Layanan Garuda Indonesia, Fuad Rizal, Minggu (29/12).
Katanya, pada kinerja kuartal IV/2019 akan ada impairment karena sejumlah transaksi.
“Profit perseroan
sedang diaudit oleh PWC atau kantor akuntan publik. Saya belum bisa bicara soal
profitability lebih jauh. Tapi, kuartal IV ini bisa dikatakan tetap untung,”
kata Fuad Rizal.
Selain itu, kepemilikan saham perseroan dalam PT Gapura
Angkasa yang berkurang juga turut masuk dalam pencatatan impairment.
November lalu, kepemilikan Garuda dalam Gapura Angkasa
terdilusi lantaran peningkatan modal yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II,
sebagai mitra strategis perseroan.
Transaksi tersebut membuat Garuda kehilangan kendali atas
Gapura Angkasa per 1 Desember 2019 karena kinerja Gapura terkonsolidasi laporan
keuangannya di Angkasa Pura II.
Sebelum transaksi ini, kepemilikan Garuda dalam Gapura
Angkasa sebesar 58,75%. “Yang perlu diketahui, aksi ini bukan penjualan saham
mayoritas, tapi melepas sebagian,” kata Fuad