MONETER
– Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan pendapatan
usaha Rp 5,45 triliun di semester I/2022. Capaian ini meningkat 10 persen dibanding
dari semester I/2021 yang sebesar Rp 4,95 triliun.
Dalam rilis resminya, Senin (15/8/2022) perseroan
juga mencatatkan beban usaha total Rp 5,15 triliun di paruh pertama tahun ini.
Angka itu naik tipis dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 5,03
triliun. Sepanjang semester I-2022, perseroan mencatat laba usaha Rp 302,18
miliar. Itu berbanding terbalik dari catatan rugi usaha di semester I-2021 Rp
82,74 miliar.
“FREN membukukan laba bersih entitas asosiasi Rp
70,97 miliar, penghasilan bunga Rp 3 miliar, kerugian dari perubahan nilai
wajar opsi konversi Rp 11,37 miliar, kerugian kurs mata uang asing bersih Rp
57,31 miliar, beban bunga dan keuangan lainnya Rp 513,75 miliar, serta lain-lain
bersih Rp 23,51 miliar di semester I/2022,” tulisnya.
Selain itu, perseroan membukukan laba periode
berjalan Rp 54,6 miliar di semester I/2022. Padahal di semester I/2021,
perseroan mencatatkan rugi periode berjalan Rp 451,9 miliar.
Sedangkan, laba bersih periode berjalan yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk di semester I/2022 adalah Rp 54,6
miliar. Di periode yang sama tahun, FREN membukukan rugi bersih Rp 451,9
miliar.
Pada 2022, FREN menargetkan pendapatan tumbuh di
atas 10% dan optimis bakal tercapai seiring dengan pencapaian positif kinerja keuangan
perseroan di kuartal pertama dan semester pertama 2022.
Selain itu, perseroan berencana membangun fasilitas
data center berkapasitas 1.000 MW melalui jalinan kemitraan dengan perusahaan
asal Abu Dhabi, Group 42 (G42). Perencanaan tersebut rencananya akan dimulai di
tahun ini dengan melakukan pembangunan secara bertahap.
Kemudian guna melancarkan ekspansi 2022, FREN
menganggarkan belanja modal (capital
expenditure/capex) sekitar US$ 200 juta. Saat ini, FREN mengklaim perseroan
telah menjangkau sekitar 80% dari total populasi di Indonesia dengan tersedia
di lebih dari 200 kota.