Senin, Oktober 6, 2025

Penerapan Industry Keempat Akselerasi Visi Indonesia 2045

Must Read

Moneter.co.id – Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini penerapan revolusi industri keempat
atau Industry 4.0 dapat mengakselerasi target dari visi Indonesia 2045.
Sasarannya antara lain menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan
salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. 

“Kementerian Perindustrian sedang menyusun roadmap Industry 4.0 agar manufaktur
kita semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta,
Kamis (8/2).

Menperin menyebutkan beberapa capaian Indonesia di tahun
2045, seperti pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%, nilai PDB per kapita USD
28.934, dan peringkat keempat PDB dunia.

“Selanjutnya, pertumbuhan investasi hingga 7,3% per
tahun atau berkontribusi terhadap PDB sebesar 39%, pertumbuhan ekspor mencapai
7,9%, dan pertumbuhan industri di angka 7,8% yang berperan kepada PDB sebanyak
32%,” paparnya.

Menurut Airlangga, pemerintah fokus dalam pengembangan
industri manufaktur sebagai salah satu tahapan pembangunan nasional. “Industri
sebagai tulang punggung perekonomian karena membawa multiplier effect yang cukup besar. Di antaranya adalah peningkatan
pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja kerja lokal,
dan penerimaan devisa dari ekspor,” ujarnya

Untuk itu, seiring berjalannya era ekonomi digital saat
ini, industri perlu memanfaatkan teknologi manufaktur terkini dalam upaya
peningkatan produksinya. Selanjutnya aktif pula melakukan kegiatan penelitian
dan pengembangan guna menciptakan inovasi.

Menperin menyatakan, implementasi Industry 4.0 memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya kesiapan menjadi 10 besar ekonomi di dunia
pada tahun 2030, sebanyak 10% ekspor berkontribusi kepada GDP, mencapai dua
kali lipat produktivitas, dan sekitar dua persen kegiatan litbang untuk GDP.

“Kami
telah menyiapkan lima sektor yang diprioritaskan dalam implementasi Industry
4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif,
elektronik, serta kimia. Industri ini yang impact-nya tinggi, dan feasible
juga, sehingga dijadikan lighthouse.
Basis yang diperlukan adalah ada contoh, edukasi dan rescalling, serta standard
security
,” sebutnya.

Kelima
sektor ini merupakan industri yang telah memiliki daya saing tinggi untuk kompetitif
di kancah global.
“Misalnya, industri makanan dan minuman,
ini berkontribusi 34% terhadap industri indonesia,” ungkapanya.

Industri makanan dan minuman juga memiliki pertumbuhan
tertinggi di tahun 2017, yakni 9,23%. Angka tersebut kemudian disusul oleh
pertumbuhan subsektor industri logam dasar, yakni 5,87%.

Dengan terus berkembangnya teknologi, Airlangga yakin
bahwa industri makanan dan minuman akan tetap menjadi sektor yang terus
dibutuhkan pasar. “Kita tetap butuh makanan yang masuk ke perut. Kita gak bisa virtual eating,” katanya.

Sektor-sektor
tersebut pun menjadi andalan untuk menggenjot ekspor Indonesia. Apalagi, sejak
tahun 2017 pemerintah telah mengarakan ekonomi berbasis manufaktur.
Lebih dari 74%, ekspor kita itu
berasal dari produk manufaktur. Sedangkan, untuk nilai tambah manufaktur di
seluruh dunia, kita nomor ke-9. Itu jauh lebih tinggi dari negara ASEAN yang
lain,” imbuhnya.

Dalam
pengembangan industri nasional, s
trategi lain yang akan
diambil oleh Kemenperin selama 2018 ialah meningkatkan pasokan, meningkatkan
investasi, mengembangkan sumber daya manusia, insentif fiskal, mengembangkan
infrastruktur digital, mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM),
pengembangan zona industri, pembangunan berkelanjutan, serta kebijakan
industri.

 

(TOP) 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img