Moneter.id – Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan fokus meningkatkan produksi migas
seiring dengan telah diperolehnya keputusan investasi akhir proyek Tangguh
Ubadari, Carbon Capture Utilization & Storage/CCUS, dan Compression (UCC)
senilai 7 miliar dolar AS.
"Kami mengapresiasi keputusan investasi
BP dan mitra, pada proyek Tangguh UCC. Keputusan investasi akhir atas proyek
UCC ini merupakan bukti bahwa industri migas di Indonesia masih menjanjikan dan
dapat menarik investasi dari luar negeri," kata Bahlil di Jakarta, Senin (25/11/2024).
Keputusan investasi akhir proyek Tangguh
disampaikan Chief Executive Office (CEO) BP Murray Auchincloss yang mewakili
para mitra kerja sama Tangguh di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto pada CEO
Roundtable Forum di London, Inggris, Kamis (21/11).
"Investasi sekitar 7 miliar dolar AS ini
sangat besar, dan turut mendukung produksi migas nasional, juga yang terpenting
meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Peningkatan pendapatan daerah, multiplier
effect yang positif bagi daerah," ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan Presiden Prabowo telah
menginstruksikan jajaran menteri untuk meningkatkan produksi dan lifting migas.
"Dengan adanya proyek BP Tangguh, Pemerintah akan lebih fokus mengupayakan
peningkatan produksi migas," kata Bahlil.
Cadangan gas dari Proyek UCC ini sekitar 3
triliun kaki kubik (TCF) dan direncanakan onstream tahun 2028. Proyek UCC ini
mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari, peningkatan perolehan gas (EGR)
melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan Karbon (CCUS) di lapangan
Vorwata, serta pemasangan kompresor di darat, memperluas dan memanfaatkan
infrastruktur yang telah ada di fasilitas Tangguh LNG di Papua Barat,
Indonesia.
Proyek CCUS ini merupakan proyek CCUS skala
besar yang paling terdepan dan berpotensi menjadi CCS Hub pertama di Indonesia,
dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 sekitar 1,8 Gigaton dan pada fasa awal
akan menginjeksikan sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi fasilitas operasi
Tangguh LNG.
Proyek Tangguh LNG turut mendukung
kapabilitas tenaga kerja operasional nasional. Bahkan 70 persen diantaranya
merupakan tenaga kerja asal Papua, dan ditargetkan meningkat menjadi 85 persen
pada tahun 2029. (Ant)