Moneter.id
– Perusahaan
migas milik negara, PT Pertamina (Persero) menyampaikan kebutuhan pendanaan
dari tahun 2020-2026 yang mencapai 133 miliar dolar AS atau setara Rp1.862
triliun (kurs Rp14.000/dolar AS). Pernyataan tersebut disampaikan Pertamina
dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII,DPR, di Jakarta, Senin (29/6/2020).
Kata Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, total
angka sebesar 133 miliar dolar AS tersebut merupakan belanja modal dalam 6
tahun.
“Kebutuhan dana tersebut sebesar 47 persen
berasal dari internal, 10 persen project financing, 28 persen dari eksternal,
dan 15 persen dari pembiayaan ekuitas,” katanya.
Kemudian, kata Nicke, pilihan dari pendanaan
perusahaan dapat berasal dari saham, surat utang dan juga perbankan. “Untuk
tahun ini pendanaan sebesar 6,2 miliar AS atau Rp87 triliun untuk proyek
strategis nasional,” paparnya.
Adapun opsi pendanaan perusahaan bisa dari saham (partnertship dan initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana,
surat utang (rerata tenor 1-10 tahun, dibatasi debt to equity ratio), dan perbankan (rata-rata tenor 4-5 tahun).
Jelas Nicke, alokasi pemanfaatan pendanaan tersebut. “Khusus
di tahun ini sebanyak 6,2 miliar dolar AS atau Rp87 triliun dialokasikan untuk
sejumlah proyek strategis nasional (PSN),” ucapnya.