Senin, Oktober 6, 2025

PLN Daftarkan Obligasi Rp 832 Miliar dalam Lima Seri

Must Read

Moneter.id – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengajukan
permohonan untuk pencatatan efek bersifat utang obligasi berkelanjutan III PLN
tahap II/ 2018 dengan nilai nominal Rp832 miliar.

“Perseroan mendaftarkan obligasi berkelanjutan III PLN
Tahap II/2018 yang terdiri atas lima seri,” tulis keterangan resmi perseroan,
Selasa (25/9).

Pertama,
tulisnya, Seri A dengan jumlah pokok obligasi Rp210 miliar dengan tingkat bunga
tetap 8,65% dan jatuh tempo 5 tahun sejak tanggal emisi.

“Kedua, Seri B dengan jumlah pokok Rp483 miliar dan
tingkat bunga tetap 9,00%. Surat utang tersebut memiliki waktu jatuh tempo selama
7 tahun,” tulisnya lagi.

Ketiga,
Seri C dengan jumlah pokok Rp78 miliar dan tingkat bunga tetap 9,10%. Jangka
waktu atau jatuh tempo selama 10 tahun sejak tanggal emisi.

Keempat, Seri D dengan jumlah pokok Rp15 miliar dan
tingkat kupon tetap 9,30%. Jangka waktu atau jatuh tempo selama 15 tahun sejak
tanggal emisi.

Kelima, Seri E dengan jumlah pokok Rp46 miliar dan
tingkat bunga tetap 9,65%. Jangka waktu atau jatuh tempo selama 20 tahun sejak
tanggal emisi.

Adapun,
pembayaran bunga obligasi akan dilakukan setiap tiga bulan dengan pembayaran
perdana pada 10 Januari 2019. Masa penawaran umum akan dilakukan pada 4 Oktober
2018 —5 Oktober 2018. Pencatatan akan dilakukan di BEI pada 11 Oktober 2018.

Informasi, surat utang yang ditawarkan oleh PLN
mendapatkan peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Peringkat ini juga merefleksikan posisi PLN yang kuat dan besarnya dukungan
dari pemerintah, fleksibilitas finansial yang kuat, posisi yang superior di
market, dan tumbuhnya permintaan listrik di tingkat domestik.

Namun
Pefindo memberi catatan, peringkat ini dibatasi oleh struktur permodalan dan
proteksi arus kas yang akan tetap agresif untuk mendukung rencana belanja modal
yang signifikan.

Peringkat ini bisa diturunkan jika Pefindo menilai adanya
pengurangan dukungan dari pemerintah. Sebagai perusahaan negara yang sepenuhnya
bergerak dalam bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik, PLN
merupakan satu-satunya penghasil listrik terintegrasi di Indonesia. Kapasitas
terpasang sampai akhir 2017 sebesar 42.656 megawatt (termasuk sewa).

Proses
penawaran awal atau bookbuilding telah dilakukan pada 30 Agustus 2018 sampai
dengan 13 September 2018. Dalam penawaran awal, perseroan setrum milik negara
itu membidk dana sebanyak-banyaknya dari obligasi senilai Rp1,5 triliun.

Di paruh pertama 2018, PLN mencatatkan kerugian akibat
melemahnya nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap mata uang asing (kurs) dan beban
pajak.

Disebutkan,
PLN menderita rugi sebesar Rp 5,3 triliun. Padahal periode yang sama tahun
lalu, bisa mencatatkan laba Rp 2,03 triliun. Rugi kurs PLN selama enam bulan
pertama tahun 2018 mencapai Rp 11,5 triliun.

Melemahnya nilai tukar ini juga ikut menambah biaya
operasional PLN. Meski sudah melakukan lindung nilai (hedging) untuk pembelian bahan bakar berupa gas dan batu bara, itu
tak bisa berefek lama. 
“Hanya bisa tiga sampai enam bulan,” kata Direktur
Pengadaan Korporat PLN, Syovfi Rukman.

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img