Moneter.id – Kementerian
Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) bekerja sama dengan Trade and Private
Sector Assistance (TPSA) menampilkan produk hasil binaan yaitu kopi Arabika
Gayo, pakaian, dan alas kaki pada Trade Expo Indonesia (TEI) yang berlangsung pada 24 hingga 28 Oktober 2018 di
ICE, BSD, Tangerang, Banten.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda mengatakan, ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mendorong
ekspor nonmigas. Selain itu, Kemendag juga berkomitmen
membantu UKM Indonesia yang belum bisa menembus pasar ekspor internasional.
“Salah satu caranya dengan memilih mitra kerja sama yang tepat, misalnya
Pemerintah Kanada melalui TPSA Project,” ujar Arlinda disiaran persnya di Jakarta, Sabtu (27/10).
Keikutsertaan
pada TEI merupakan program lanjutan bagi perusahaan
binaan melalui proyek
TPSA. Dengan mengikuti program, perusahaan binaan mendapatkan berbagai
manfaat seperti pelatihan, pendampingan, dan bantuan teknis dari tenaga ahli TPSA. Selama dua tahun mereka
juga diikutsertakan pada pameran internasional di Amerika Serikat dan Kanada.
Perusahaan binaan, lanjut Arlinda, juga dapat berpartisipasi pada pameran internasional sesuai dengan sektor
masing-masing, seperti Global Specialty Coffee Expo untuk Kopi Gayo, Sourcing Magic at Las Vegas untuk Alas kaki, dan
Apparel Textile Sourcing Canada (ATSC) untuk pakaian. Perusahaan binaan juga
diberikan kesempatan untuk melakukan pertemuan secara langsung dengan calon
pembeli yang difasilitasi oleh tenaga ahli yang direkrut oleh TPSA Kanada.
“Hal ini bermanfaat bagi sebagian besar perusahaan binaan
yang telah terbukti membuahkan transaksi,” imbuhnya.
Sementara, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan menambahkan bahwa Kemendag memfasilitasi tiga perusahaan binaan.
“Khusus produk
kopi, telah
dilakukan ekspor langsung ke Kanada dan AS yang tercatat sebesar USD 4 juta. Delegasi misi pembelian juga sudah berkunjung ke
Gayo, Aceh Tengah. Sedangkan untuk dua produk lainnya sedang dalam
tahap penjajakan dengan calon buyer untuk melakukan realisasi transaksi,” jelas Marolop.
Informasi
saja, proyek TPSA adalah proyek lima tahun yang didanai
Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada dan dilaksanakan oleh The
Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Ditjen PEN
Kemendag.
TPSA dimaksudkan untuk meningkatkan peluang investasi dan
perdagangan yang berkelanjutan serta responsif gender, terutama untuk UKM di
Indonesia. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan perdagangan, khususnya ekspor dari
Indonesia ke
Kanada.
“Proyek TPSA akan segera berakhir. Kemendag memandang proyek
seperti ini perlu diikuti program pemerintah agar para UKM dan perusahaan semakin banyak mengekspor
sehingga kinerja neraca perdagangan Indonesia akan meningkat,” pungkas Marolop.
(TOP)