Moneter.id – Kementerian
Perindustrian berkomitmen mendukung pembinaan
perusahaan rintisan (startup) dengan membuka kesempatan go internasional melalui program Asia Entrepreneurship
Training Program (AETP). Program pelatihan yang dilakukan selama
enam bulan dimulai April 2019 ini bertujuan mendorong perusahaan
rintisan di Tanah Air untuk bisa bersaing di dunia bisnis global.
“Kegiatan ini salah satu upaya peningkatan
ekspor produk industri digital dan kreatif. Kami ingin startup Indonesia
mendunia, serta
memperkuat brand Indonesia sebagai
negara industri kreatif dan digital,” kata
Direktur Jenderal Ditjen Industri Kecil, Menengah dan
Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih, Senin (11/2).
Gati mengatakan, startup yang terpilih mengikuti pelatihan
adalah mereka yang menjadi juara dan finalis pada acara Semarak Industri Kecil
Menengah (IKM) 2018 yang digelar Kementerian Perindustrian.
Startup yang ikut serta dalam
pelatihan terdiri dari berbagai bidang, antara lain fesyen, digital dan
kosmetik. Seminar tersebut
mendatangkan pembicara dari AETP, SwissCham, dan Estubizi Network dan mengupas
tentang program, peran, dan pemberdayaan startup.
Program
tersebut dilaksanakan secara paralel di Swiss
dan Indonesia dengan waktu yang bersamaan, sehingga peserta program di Swiss
dan Indonesia dapat saling berinteraksi dan merupakan
peluang bagi para startup di Tanah Air untuk memperluas jaringan. “Jadi ini kesempatan yang benar-benar harus kita gunakan,” ujar Gati.
Gati menuturkan, dengan pelatihan
tersebut diharapkan startup tanah air
mampu bersaing di kancah global, serta bisa berkontribusi pada pertumbuhan
ekspor dalam negeri. Menurut Gati, kegiatan seperti ini bisa membuka cakrawala startup Indonesia untuk mengetahui
perkembangan di dunia bisnis global.
“Targetnya, kami ingin
menyasar pasar
Amerika dan Eropa
karena perekonomian mereka secara
fundamental lebih mantap. Kemudian, untuk
IKM
yang produknya segmented, pasar Amerika
dan Eropa yang
bisa menerima produk yang lebih spesifik khususnya yang craft,” kata Gati.
Bentuk pelatihan
berbasis simulasi, pembinaan tim individu, pencarian mitra, serta akses ke
investor dan inkubator yang serasi dengan bidang usaha yang dijalankan masing-masing startup.
“Indonesia
akan memasuki masa bonus demografi yang akan diikuti dengan era digitalisasi.
Hal ini membuka peluang pasar baru yang menarik bagi para startup di bidang
sains, teknologi, serta industri kreatif,” tambah
Gati.
Kemperin menargetkan ekspor produk IKM bisa tumbuh 10%. Sebelumnya, nilai ekspor kerajinan tahun 2017 mencapai US$ 776
juta. Angka ini naik 3,8% dari tahun 2016 yang sebesar US$ 747 juta.
Berdasarkan
data Badan
Pusat Statistik (BPS), tahun
2015 ada sekitar 695.000 industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak
termasuk furnitur), barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya. Setiap
tahun, nilai tambah IKM ini terus melonjak
naik, bila pada tahun 2014 nilai tambah sekitar Rp 25,356 triliun, pada tahun
2015 naik menjadi Rp26,743 triliun.
Sejalan dengan peta jalan
Making Indonesia 4.0, di tahun 2018, Kementerian Perindustrian juga telah meluncurkan program Making Indonesia
4.0 Startup. Ini merupakan ajang kompetisi bagi startup dengan produk berbasis teknologi
Industri 4.0, sebagai upaya penerapan
insiatif Making Indonesia 4.0.
“Program ini
bertujuan untuk menumbuhkan ekosistem startup
teknologi yang akan memperkaya bank teknologi Indonesia,” jelasnya.
Gati
menambahkan, Kementerian Perindustrian
menyambut baik dan mendukung program AETP yang
diinisiasi oleh Pemerintah Swiss melalui Swiss Secretariat of Education
Research and Innovation (SERI).
“Program
ini menjadi salah satu upaya tindak lanjut dari program pembinaan startup yang telah dilakukan oleh
Kementerian Perindustrian. Harapannya, startup binaan dapat memperluas akses kerjasama dengan startup dan venture capital di pasar internasional khususnya Swiss,” jelasnya.
Dari
program ini, akan diambil 10 (sepuluh) tim startup terpilih untuk mengikuti training dan coaching selama
6 (enam) bulan. Dan Pada akhir program, tim startup yang dinyatakan lulus akan
mengikuti pertukaran startup antara Swiss-Indonesia untuk bertemu perusahaan yang
akan memberikan modal kepada startup.