Moneter.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus gencar
melakukan upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri
melalui program e-Smart IKM. Hingga Agustus 2018, peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop
e-Smart IKM sebanyak 3.450 pelaku usaha.
“Kemenperin
menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM ini sebagai upaya pemerintah membangun
sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang sudah ada di Indonesia,” kata
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (1/9).
Menurut Gati, langkah strategis itu sejalan dengan
implementasi pada 10
program prioritas nasional yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. “Pada
poin ke–4, Kemenperin memfokuskan
pemberdayaan UMKM yang di dalamnya
termasuk sektor IKM. Ini untuk
menyiapkan IKM kita memasuki era revolusi industri 4.0,” jelasnya.
Sampai saat
ini, program e-Smart IKM yang diluncurkan sejak tahun 2017 telah dilaksanakan di 22 provinsi dengan melibatkan lima lembaga, yaitu Bank Indonesia, BNI, Google,
iDeA serta
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. “Program
e-Smart IKM juga telah
bekerja sama
dengan beberapa marketplace,” ucap Gati.
Adapun sembilan komoditas yang tengah difokuskan
pengembangannya di dalam
skema program e-Smart
IKM, yakni makanan
dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.
“Dari seluruh peserta yang terlibat di e-Smart IKM, kami mencatat, total nilai penjualan yang sudah dibukukan hingga
sekarang mencapai
Rp1,3 miliar,” ungkapnya.
Gati meyakini, program e-Smart IKM mampu
membuka akses pasar lebih luas khususnya terhadap pemasaran online, mempermudah pencarian bahan baku untuk produksi, dan meningkatkan
kualitas produk.
“Jadi, para peserta tidak
hanya mengikuti workshop saja, tetapi juga kami akan terus
memonitor dan mengevaluasi serta menyiapkan program pendampingan lanjutan,” ujarnya.
Berbagai fasilitas pendampingan dan bimbingan
yang diperoleh para peserta lokakarya e-Smart IKM, antara lain
konsultasi
desain produk dan
kemasan, bantuan mesin dan peralatan
produksi, serta pendaftaran
Hak Kekayaan Intelektual (HKI). “Selain itu, para IKM di setiap
daerah dapat memanfaatkan peran dari Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian (PFPP),” imbuhnya.
Oleh karena itu, beberapa waktu lalu, Kemenperin
memberikan pelatihan kepada 100 tenaga penyuluh untuk memacu daya saing IKM
nasional. Peserta itu terdiri dari PFPP, fasilitator
manajemen mutu, analis
kontrol industri pangan, dan konsultan HKI. “Kami pun ikut mendorong peningkatan kompetensi sumber
daya manusia (SDM) bagi pelaku IKM sekaligus tenaga penyuluhnya,” tutur Gati.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan,
pihaknya semakin fokus dalam menyiapkan
SDM industri yang kompeten untuk
menyongsong industri 4.0, termasuk SDM di sektor IKM.
“Sejalan
dengan arahan Bapak Presiden
Joko Widodo, setelah 3,5 tahun fokus pada pembangunan infrastruktur, saat ini
pemerintah kerja keras untuk membangun SDM yang berkualitas,” tegasnya.
(TOP)




