Moneter.id – Nama Eddy Kusnadi Sariaatmadja sebagai
pebisnis dan pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar tentu tak asing di
Indonesia.
Kesuksesan kedua stasiun
televisi itu tentu salah satunya berkat campur tangan Eddy, sebutan akrab Eddy
Kusnadi Sariaatmadja. Berikut rekam jejak pria yang disebut sebagai raja media
sekaligus orang terkaya di Indonesia dengan harta
berlimpah seperti dilansir Cermati.com, Senin (26/11).
1. Pendidikan di Luar
Negeri
Eddy menyelesaikan pendidikan
strata satunya (sarjana) di University of South Wales, Australia, dengan jurusan Civil Engineering (Teknik Sipil) pada 1978.
Pria kelahiran Jakarta, 11
Desember 1963 juga memperoleh gelar Master Engineering Science pada 1980 di
universitas yang sama.
2. Dirikan Emtek dan Menjadi
Distributor Komputer
Setelah lulus pendidikan, Eddy
mendirikan perusahaan bernama PT. Elang Mahkota Teknologi Komputer (Emtek) di
usia yang masih tergolong muda yakni, 20 tahun.
Perusahaan yang bergerak di
bidang teknologi ini berhasil mendapatkan hak eksklusif pendistribusian
komputer dari brand Compaq. Melalui
usahanya tersebut, perusahaan Eddy semakin sukses dan menjadi salah satu
perusahaan raksasa yang ada di Indonesia.
Pada 1997, PT. Elang Mahkota
Teknologi Komputer berubah nama menjadi PT. Elang Mahkota Teknologi Indonesia (Emtek)
dengan memegang jabatan sebagai Presiden Komisioner.
3. Rambah Bisnis Media
Pada Januari 1999, Eddy mendirikan PT.
Cipta Aneka Selaras yang kemudian berganti nama menjadi PT. Surya Cipta Media di
tahun 2001 yang juga masih dibawah payung dari Emtek.
Tujuan Eddy, mendirikan perusahaan ini
untuk merambah ke dunia industri media yakni berupa pertelevisian di Indonesia.
Untuk melangkahkan kakinya dalam wilayah industri media ini, Eddy mengakuisisi
saham dari PT. Surya Citra Televisi (SCTV), sehingga pada 2004, kepemilikan
saham dari SCTV sudah sepenuhnya dimiliki oleh Eddy.
Tidak hanya berhenti disitu, Eddy terus
mengepakkan sayapnya dalam industri media pertelevisian Indonesia. di tahun
yang sama, PT. Surya Cipta Media (SCM) bekerja sama dengan grup media MRA
dengan meluncurkan saluran televisi baru bernama O’Channel. Pada akhirnya,
kepemilikan dari O’Channel dikuasai oleh Eddy pada tahun 2004.
Memiliki dua stasiun televisi di Indonesia
ternyata masih belum membuat Eddy puas, Pada 2011, Eddy melakukan tiga hal
sekaligus yang terbilang cukup besar dalam perjalanan bisnisnya ini.
Pertama, Eddy
mengakuisisi kepemilikan saham dari saluran televisi Indosiar. Kedua, Eddy meluncurkan sebuah saluran
televisi berbayar bernama NexMedia. Ketiga,
laki – laki yang penuh ambisi ini menciptakan sebuah production house (rumah
produksi media) bernama Screenplay Productions.
Bahkan, pada tahun 2017, Eddy juga bekerja
sama dengan Alibaba grup yang merupakan salah
satu perusahaan terbesar di China untuk menciptakan suatu sistem pembayaran
online (fintech) di Indonesia.
Berkat ambisinya yang tinggi dan keinginan
untuk terus mengembangkan bisnisnyanya dan hanya bermodalkan kemampuan
manajemen dan latar belakang pendidikan, akhirnya Eddy sangat sukses dan
mendapat julukan sebagai Raja dalam industri media di Indonesia.
4. Ekspansi Bisnis
Eddy mencoba untuk berusaha memasuki dunia
bisnis online dengan menciptakan PT. Kreatif Media Karya (KMK Online). Melalui perusahaannya tersebut, ia menceburkan
dirinya dalam ranah bisnis ini dengan mengoperasikan beberapa situs online
seperti Vidio.com, Liputan6.com, dan Bintang.com.
Karena ingin fokus kedalam sektor ini,
Eddy akhirnya mengakuisisi separuh dari saham KapanLagi Network (KLN) yang
memayungi sejumlah portal online seperti Dream, Brilio, Bola, Merdeka, Fimela,
dan tentu saja KapanLagi. Bahkan, ia juga menanamkan modalnya
kedalam platform –
platform online mulai dari BukaLapak.com
hingga Karir.com.
Selain
itu, Eddy juga terjun ke dalam bisnis sektor
kesehatan dengan mendirikan Elang Medica Corpora (EMC) dan mengambil alih rumah
sakit Usada Insani yang kemudian di rubah namanya menjadi EMC Hospital. Rumah
sakit yang berlokasi di wilayah Tangerang itu diperbaharui kembali menjadi
rumah sakit yang lebih canggih.
Eddy juga memiliki rumah sakit lain yang
berada di wilayah Sentul, Bogor. Rumah sakit ini bernama Rumah Sakit
Pertamedika Sentul City atau yang lebih dikenal dengan RS EMC Sentul. Rumah
sakit yang satu ini menspesialisasikan diri untuk penyakit jantung dan hati.
Secara keseluruhan, bisnis Eddy Kusnadi
Sariaatmadja yang dipayungi oleh Emtek sudah mencapai jumlah lebih dari 40 buah.
5. Punya Dua Yayasan
Menjadi seorang pebisnis sukses
tidak membuat Eddy melupakan keberadaan dirinya sebagai organisme sosial. Eddy
tetap berusaha membantu sesama yang membutuhkan dengan mendirikan sebuah
yayasan bernama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih yang berada dibawah naungan
SCTV dan Indosiar.
Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih
(YPP) didirikan pada 11 November 2015. Kegiatan YPP berfokus kepada empat
bidang yaitu kemanusiaan, sosial, pendidikan, dan lingkungan/komunitas.
Selain mendirikan yayasannya
sendiri, pada 2008 Eddy juga mengambil alih Yayasan Puteri Indonesia yang
menaungi salah satu kontes kecantikan paling terkenal di Indonesia.
Yayasan Puteri Indonesia
berusaha meningkatkan peran dari perempuan dalam segala bidang yang terkadang
dipandang sebelah mata, sehingga perlunya ada peningkatan potensi dari remaja
putri di Indonesia untuk dapat menjadi panutan serta teladan bagi yang lainnya.
Selain itu, ptri Indonesia yang
terpilih juga akan dijadikan sebagai duta Indonesia dalam berbagai bidang untuk
memperkenalkan Indonesia kepada dunia di ajang-ajang International.
6. Jadi Salah Satu Orang Terkaya di
Indonesia
Eddy berhasil mencatatkan
namanya sebagai orang terkaya nomor 26 di Indonesia pada tahun 2017 menurut
Forbes. Dilansir dari Forbes, total kekayaan Eddy Kusnadi Sariaatmadja
mencapai 1,3 miliar dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp.19 triliun.
Selain bisnis – bisnis yang
sudah disebutkan sebelumnya, Eddy juga pernah menyelenggarakan sebuah acara
internasional dengan mengundang Barack Obama sebagai salah satu pembicara pada
pertengahan tahun 2017.
Eddy juga pernah menanamkan
modal sebesar 200 juta dollar Amerika Serikat untuk lisensi pengembangan fitur
baru dalam aplikasi blackberry messenger di tahun 2016.