Moneter.id – Rasio sektor perumahan
Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah yakni tiga persen, terendah
dibandingkan beberapa negara utama di kawasan Asia Tenggara.
Demikian disampaikan Direktur
Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Dia
menyebutkan Malaysia, misalnya rasio perumahan terhadap PDB mencapai 38,4
persen, Thailand 22,3 persen, Filipina 3,8 persen dan Singapura 44,8 persen.
“Rendahnya
rasio di Indonesia mengindikasikan masih banyak ruang bisnis untuk dikembangkan
sektor perumahan,” ucapnya.
Dengan begitu,
lanjut dia, menjadi peluang besar bagi BTN mengingat bank BUMN ini sekitar 75
persen berkutat di bisnis kredit pemilikan rumah (KPR).
Apalagi, kata dia,
berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa masih
terdapat kebutuhan 11,4 juta berdasarkan kepemilikan dan 7,6 juta berdasarkan
hunian masih membuka peluang ekspansi bisnis properti dan menggerakkan
subsektor ekonomi lainnya.
BTN menguasai 40
persen pangsa pasar KPR Tanah Air dengan portofolio sebesar Rp196,50 triliun
mencapai 1,778 juta unit.
Bank BUMN ini
menyalurkan KPR sebesar Rp196,51 triliun atau naik 1,39 persen dibandingkan
periode sama tahun 2019 mencapai Rp193,8 triliun.
Secara total, BTN
ini hingga kuartal III-2020 menyalurkan kredit dan pembiayaan di segmen
perumahan sebesar Rp231,34 triliun dan nonperumahan mencapai Rp23,57 triliun.
Dengan kinerja
itu, BTN mencatatkan aset sebesar Rp356,97 triliun atau naik 12,89 persen
dibandingkan posisi sama tahun 2019 mencapai Rp316,21 triliun.
Saat ini, fokus
yang dilakukan korporasi adalah memperbaiki proses bisnis dan kebijakan risiko
dan mempersingkat proses bisnis agar meningkatkan kepuasan kepada nasabah
melalui peningkatan digitalisasi.
“Bukan hanya
mengakses produk tabungan tapi juga interaksi digital untuk memberikan produk
lain dari KPR,” katanya.