Senin, Oktober 6, 2025

RI-UEA Jajaki Kerja Sama Industri Power Plant dan Alat Kesehatan

Must Read

Moneter.co.id – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) berencana berkolaborasi
investasi di industri pembangkit listrik, industri alat kesehatan, industri
energi alternatif dan migas, serta industri pengolahan air.

“Indonesia memandang UEA sebagai mitra strategis,
khususnya Dubai sebagai salah satu hub perdagangan dunia untuk peningkatan
ekspor produk industri kita ke berbagai negara,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto seusai menerima Delegasi Investor Swasta Persatuan Emirat
Arab yang dipimpin oleh CEO Tashyeed Group, Zayed Bin Owaidah Al Qubaisy di
Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/2).

Ia menjelaskan, potensi investasi industri power plant di Indonesia seiring upaya
pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang ditargetkan mencapai 35.000
MW, terdiri dari 291 unit pembangkit listrik, 735 jalur jaringan transmisi, dan
1.273 unit gardu induk dengan total investasi Rp1.189 triliun.

“Kami juga tengah memfasilitasi penelitian dan
pengembangan produk solar cell untuk
implementasi di industri dan masyarakat,” ujarnya.

Melihat potensi di industri alat kesehatan, pemerintah
tengah mendorong penggunaan teknologi terkini secara terintegrasi termasuk
komponen, bahan baku dan bahan penolong.

“Kami berharap juga adanya pendirian center of excellent yang mencakup
kegiatan litbang dalam mendukung produksi alat kesehatan dasar massal untuk
keperluan dalam negeri,” imbuh Menperin.

Selanjutnya, pemerintah sedang berupaya mengembangkan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) khususnya pada teknik desain produk alat
kesehatan. “Bahkan, kami menggenjot penguatan kapasitas industri kecil dan
menengah (IKM) yang menghasilkan komponen alat kesehatan melalui bantuan teknis
dan peralatan uji,” ungkap Airlangga.

Menperin pun menyampaikan, pelaku industri Uni Emirat Arab yang ingin berinvestasi di Indonesia memiliki kesempatan baik saat ini, sebab Pemerintah Indonesia telah memberikan kemudahan bagi para penanam modal.
Hal ini
terlihat dari kebijakan deregulasi dan sejumlah paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan, di antaranya terkait kemudahan
layanan investasi tiga jam, insentif fasilitas di kawasan logistik berikat, dan
insentif di kawasan industri sesuai zona.

“Salah satu program Pemerintah Indonesia yang sekarang
dinilai menjadi daya tarik bagi para investor, yaitu pengembangan kompetensi
SDM industri melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi,” paparnya.

Bahkan, menurut Airlangga, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai
skema pemberian insetif fiskal kepada investor yang akan mengembangkan
pendidikan vokasi dan pusat inovasi di Tanah Air.

“Bagi
perusahaan yang melakukan kerja sama dengan sekolah kejuruan serta memberikan
pemagangan dan penyediaan alat industri, akan diberikan tax allowance sebesar 200%,” ungkapnya.

Sedangkan,
perusahaan yang berkomitmen membangun fasilitas penelitian dan pengembangan di
dalam negeri, akan diberikan tax allowance sebesar 300%. Kebijakan pengurangan
terhadap penghasilan kena pajak ini telah sukses diterapkan oleh Thailand guna
memacu daya saing industrinya.

“Dari kerja
sama ini, kami berharap adanya transfer teknologi. Selain itu, adanya
kolaborasi dengan pelaku industri kita dan pemberdayaan SDM lokal,” tutur
Menperin.

Beberapa perusahaan di Uni Emirat Arab, yang menyatakan
minat investasi di Indonesia, antara lain Emaar, Dubai World, Drydock,
Limitles, Etisalat, Mudabala, IPIC, dan Al Dhahra. Uni Ermirat Arab telah
berinvestasi ke Indonesia sebanyak USD55 juta dengan 80 proyek pada tahun 2016.
Capaian itu meningkat dari investasi USD19,25 juta tahun 2015.

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img