Moneter.id
– PT
Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan rugi bersih sebesar
Rp189,56 miliar di akhir tahun 2020. Capaian ini memburuk dibanding
akhir tahun 2019 mencatat rugi bersih sebesar Rp121,96 miliar.
“Alhasil, rugi bersih per saham dasar
membengkak menjadi senilai Rp22,49, dibanding akhir tahun 2019 yang
tercatat rugi bersih per saham sebesar Rp101,11,” tulis perseroan dalam laporan
keuangan yang telah diaudit di Jakarta, Minggu (14/3).
Baca juga: Gojek Kuasai 22 Persen Saham Bank Jago
Sementara total pendapatan bunga bersih sepanjang
tahun 2020 tercatat sebesar Rp64,64 miliar atau melonjak 481,81% dibanding
tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp11,5 miliar.
Sedangkan beban operasional tercatat sebesar
Rp250,37 miliar atau naik 142,71% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat
sebesar Rp103,22 miliar. Sehingga, rugi operasional
membengkak 103,29% menjadi sebesar Rp185,73 miliar.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat
sebesar Rp802 miliar atau tumbuh 39,96% dibanding akhir tahun 2019 yang
tercatat sebesar Rp573 miliar.
Namun, total kredit tercatat sebesar Rp907,95 miliar,
atau melonjak 219,36% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar
Rp284,79 miliar. Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar Rp2,179 triliun
atau naik 64,95% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat Rp1,321 triliun.
Kemudian rasio pemodalan atau KPMM tercatat sebesar
91,38%, NPL Gross 4,87%, NPL Nett 0%, ROA -11,27%, ROE -18,03% dan NIM 4,74%.
Informasi, dalam rangka memperkuat permodalan guna
mendanai ekspansi bisnisnya, PT Bank Jago Tbk menggelar menggelar rights issue.
Dengan menetapkan harga pelaksanaan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue senilai
Rp2.350 per lembar saham. Maka perseroan akan meraup dana sebesar Rp 7,05
triliun.
Baca juga: Bakal Gelar Rights Issue, Bank Jago Targetkan Naik Kelas
Lewat PMHETD, perseroan melepas sebanyak 3 miliar
saham. Setiap pemegang 579 lembar saham perseroan pada pukul 16.00 WIB tanggal
8 Maret 2021 akan mendapatkan 160 HMETD.
Kemudian, satu HMETD dapat diperdagangkan atau ditebus
menjadi satu saham perseroan dengan harga pelaksanaan mulai 10 hingga 17 Maret
2021.