Moneter.co.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencatatkan saham perdana PT
Jasa Armada Indonesia Tbk dengan kode perdagangan IPCM sebagai emiten ke-36 di
sepanjang tahun 2017.
“Saham IPCM akan dicatatkan pada papan pengembangan BEI
sebagai emiten ke-36, nanti pada tanggal 29 Desember akan ada satu perusahaan
lagi yang akan dicatatkan di BEI,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI,
Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat (22/12).
Menurut Samsul Hidayat, bahwa aksi korporasi penawaran umum
perdana saham (initial public offering/IPO) telah menjadi salah satu sarana bagi perusahaan di
dalam negeri untuk menggalang dana untuk melakukan perluasan bisnis.
“Untuk memaksimalkan manfaat-manfaat itu, kami berharap
agar perseroan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance/GCG).
Karena hal itu akan meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan,” katanya.
Dalam aksi korporasi itu, Jasa Armada Indonesia Tbk melepas
sebanyak 1,215 miliar saham baru ke publik seharga Rp380 per saham. Dengan begitu,
anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) itu meraih dana IPO sebesar
Rp461,89 miliar. Pada pencatatan perdana, saham IPCM bergerak menguat 5,26
persen atau 20 poin ke level ke Rp400 per saham.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya
mengatakan daya tarik anak perusahaan itu adalah captive market, yang merupakan satu-satunya penyedia kapal pandu dan tunda
di wilayah kerja IPC yang merupakan sentra perputaran uang di Indonesia,
termasuk pelabuhan Tanjung Priok yang menangani sekitar 65 persen ekspor impor
petikemas.
“Seluruh proses IPO, kami serahkan sepenuhnya kepada
Jasa Armada. Kami berharap, dengan adanya momentum IPO dapat menjadi langkah
yang baru untuk terus menumbuhkembangkan perusahaan,” katanya.
Elvyn menjelaskan, bahwa prospek pengembangan captive market sangat tinggi, dimana IPC memiliki beberapa proyek yang
dikategorikan sebagai proyek-proyek strategis nasional di antaranya Pelabuhan
New Priok (Kalibaru), Kijing, Sorong, dan Cikarang-Bekasi Laut.
IPC, lanjutnya, telah memperoleh pendanaan untuk pembangunan
itu sekitar Rp23 triliun melalui pasar modal. “Hal itu merupakan captive growth bagi Jasa
Armada Indonesia,” katanya.
Elvyn mengharapkan setelah Jasa Armada Indonesia Tbk resmi
mencatatkan sahamnya di BEI dapat diikuti anak usaha BUMN lainnya. Pencatatan
saham itu menjadi kado akhir tahun bagi BUMN maupun bagi para investor.
(HAP)