Moneter.id – Direktur
Manajemen Resiko dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Trisnadi
Yulrisman, mengatakan proses pencairan dana pembiayaan pondok wisata atau homestay di sepuluh destinasi pariwisata
prioritas (DPP) tidak mudah dilakukan.
“Namu,
itu justru mematangkan produk kami sendiri, artinya kami bisa tahu apa yang
kurang, apa yang bisa kami perbaiki, apa yang bisa ditingkatkan,” ujar
Trisnadi di Jakarta, Rabu (10/7).
Ia berjanji
akan terus mengembangkan konsep pemasaran untuk pembiayaan di beberapa
destinasi pariwisata prioritas lainnya. Hal ini sejalan dengan misi SMF selain
membiayai untuk kebutuhan pembiayaan homestay
juga meningkatkan kapasitas pelaku pembiayaannya.
“Pertama
soal pengetahuan pinjaman-pinjaman ini harus kami sosialisasikan. Soal
persyaratan peminjaman misal status tanahnya legal, kemudian memiliki cash flow yang memadai untuk pembayaran
kembali, kemudian tahu prosedurnya, itu kita sosialisasikan,” ujar
Trisnadi.
Sebelumnya
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama PT SMF telah melakukan penanda
tanganan kerja sama mendukung pembiayaan pondok wisata atau homestay di sepuluh destinasi pariwisata.
Dukungan
pembiayaan untuk pondok wisata itu salah satunya dengan memberi kucuran
pinjaman kredit berbunga ringan hanya sebesar 3% dengan tenor maksimal 20
tahun.