MONETER
- Setelah pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2022
tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk modal saham perusahaan SMGR
pada tanggal 21 September 2022.
Rencana
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) kian terang yang akan menerima pengalihan
sebanyak 7.499.999.999 lembar saham seri B atau 75,51% porsi kepemilikan pada
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) milik pemerintah.
“Dengan
pengalihan itu, untuk dijadikan tambahan penyertaan modal negara pada SMGR,
akan mengakibatkan perubahan status SMBR dari persero menjadi perseroan
terbatas. Tapi, saham seri A tetap dimiliki oleh Negara sebagai kontrol
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan. Dampak lanjutannya, SMGR
akan menguasai 75,51% saham SMBR dan sisanya yakni sebesar 24,49% dipegang oleh
masyarakat,” Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kementerian
BUMN menyiapkan strategi bisnis dan termasuk konsolidasi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk yang berencana mengakuisisi PT Semen Baturaja Tbk.
“Pemerintah
berencana meng-inject-kan porsi saham pemerintah ke Semen Indonesia,” ujar
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo
Seperti
diketahui, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk akan dapat tambahan inbreng PMN
dari PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
akan menjual saham jenis saham dalam portepel dengan metode privatisasi rights
issue sesuai dengan persetujuan inbreng Semen Baturaja pada Semen Indonesia
sebagai implementasi kebijakan Kementerian BUMN dalam melakukan integrasi Sub
Klaster Semen demi penguatan BUMN dalam persaingan industri semen.
"Semen
Baturaja ini perusahaan di luar holding semen, kami sudah sepakat akan
inject-kan ke Semen Indonesia, melalui rights issue seperti saat meng-inject
Pegadaian dan PNM ke BRI," jelas Tiko.
Direktur
Utama SMBR, Daconi menyambut baik penggabungan ini karena dipastikan akan
memberikan SMBR nilai tambah. Daconi bahkan berharap dengan integrasi ini akan
membuat SMBR bisa menambah volume penjualan terutama untuk di Sumatera Selatan.
"Penggabungan ini juga akan berimbas ke konsumen, harga akan lebih menguntungkan bagi produsen dan konsumen, belum lagi soal procurement akan lebih efisien. SDM akan lebih kompeten, salah satu inisiatif, produksi akan meningkat termasuk benchmarking karena dilakukan bersama-sama," jelas Daconi.