Moneter.id – PT
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex berencana akan membeli kembali (buyback) obligasi yang jatuh tempo
pada tahun 2021 senilai U$ 350 juta atau setara dengan Rp 4,99 triliun.
Corporate
Communications Sri Rejeki Isman, Joy Citra Dewi mengatakan, surat utang lama yang akan
dibeli kembali tersebut memiliki bunga 8,25%.
“SRIL akan
mempercepat obligasi untuk menurunkan beban keuangan (cost
of fund) dan
diversifikasi pendanaan. Kami selalu mencari opsi untuk mendapatkan pendanaan
yang lebih murah,” ujarnya.
Buyback akan dilakukan melalui tender, dengan
harga buyback obligasi yang ditawarkan US$ 1.012,5 atau lebih tinggi US$ 12,5
dari harga pokok obligasi sebesar US$ 1.000.
Nantinya,
total pembelian akan mencapai angka US$ 185 juta, dan kemungkinan bisa
dinaikkan. Jika menerima penawaran pembayaran awal, investor juga akan
mendapatkan US$ 30 per US$ 1.000 pokok obligasi.
Sehingga,
total keuntungan yang didapat investor yang menjual obligasi mencapai US$ 42,5
untuk setiap US$ 1.000 pokok obligasi. Periode buyback ini ditutup pada 11
Februari 2019 kecuali diperpanjang atau ditutup lebih awal.
Toal dana yang akan dikeluarkan
emiten tekstil dan garmen, berasal dari pinjaman bank. Dimana cost of fund pinjaman bank ini lebih
rendah tanpa merinci besaran bunga pinjaman bank ini. Pada sembilan bulan
pertama 2018, beban keuangan SRIL mencapai US$ 50,74 juta, naik 10,14% dari
periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara,
Head of Fixed
Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, cost of fund untuk obligasi dollar AS,
kupon 8,25% cukup tinggi, sehingga tidak akan menimbulkan risiko jika melakukan
aksi korporasi buyback.
“Jika
dilihat dari laporan keuangan per kuartal III/2018,
laba bersih SRIL US$ 70,5 juta atau setara dengan Rp 1,05 triliun, sementara
biaya untuk membayar bunga Rp 756 miliar, sehingga jika sebagian utang dilunasi
maka biaya bayar bunga akan turun,” pungkasnya.