Moneter.co.id – PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) mengalokasikan anggaran hingga US$ 100 juta untuk membangun infrastruktur sepanjang tahun 2017. Dana tersebut berasal dari kas internal dan sebagian dari pinjaman.
“Tahun ini, kami fokus meningkatkan jumlah jaringan di kota-kota besar yang telah kami lewati hingga ke kota-kota menengah atau kecil yang tergolong tier-2 dan tier-3,” kata Adi Kusma, Presiden Direktur Biznet.
Adi menjelaskan, Biznet pada tahun ini berencana membangun sekitar 4.000-5.000 kilometer jaringan fiber optik. Prioritas pengembangannya masih di Pulau Jawa karena populasinya yang padat. Sementara, target coverage di Bali mencapai keseluruhan pulau pada tahun ini.
“Tahun lalu, pertumbuhan bisnis kami mencapai rata-rata 30-40%. Tahun 2017 ini, kami targetkan dengan angka yang sama karena jaringan yang telah kami bangun akan mulai memberikan hasil,” ucapnya, Rabu (29/3).
Hingga akhir 2016, Biznet sudah membangun jaringan backbone fiber optik sepanjang 18.000 kilometer. Mereka telah melayani 350 ribu pelanggan sambungan Internet rumah (home passed). Jaringan kabel fiber optik Biznet tersebar dari Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Batam, hingga Singapura.
“Untuk di Sumatera, Biznet telah hadir di kota-kota besar seperti Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Bengkulu, dan Lampung,” ujarnya.
Adi mengatakan, Biznet membidik kota tier-2 dan tier-3 karena akses internet terus meningkat dan sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Harapannya, masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam memanfaatkan layanan internet.
“Kami akan membuka pasar baru dengan membangun jaringan di kota-kota tier-2 dan tier-3, di mana kompetitor belum bermain. Kami juga terus meningkatkan kualitas SDM yang juga sangat penting karena Biznet adalah bisnis pelayanan tidak hanya sekadar produk,” bebernya.
Biznet menawarkan layanan Biznet Home, yakni layanan internet untuk segmen keluarga dengan beberapa paket layanan mulai dari 25 Mbps dengan harga Rp 240 ribu per bulan.
Sementara, Biznet Metronet menyasar segmen UKM dan perusahaan rintisan (startup). Layanan ini menawarkan kecepatan Internet 25 Mbps yang tarif berlangganannya Rp 800 ribu per bulan.
“Dari sisi nilai transaksi, Biznet Dedicated yang menyasar segmen bisnis adalah yang mendominasi lebih dari 50%. Biznet Home user jumlah penggunanya jauh lebih besar, tetapi nilai transaksinya tidak besar,” tutup Adi.
(TOP)