Moneter.co.id – PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) optimistis mampu memenuhi permintaan pasar baja di tahun 2017.
Proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti jalan tol dan pelabuhan diyakini akan memberikan efek domino bagi bisnis perusahaan dengan kode saham BAJA di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keyakinan ini beralasan, pasalnya, merujuk capaian kinerja perusahaan ini di tahun 2016, permintaan bajak mulai menunjukkan penguatan.
“BAJA mencatat peningkatan penjualan bersih sebesar Rp 978,84 miliar di tahun 2016. Penjualan ini bersumber dari penjualan produk baja lapis seng (BjLS) sebesar 56%, penjualan produk baja lapis seng aluminium (BjLAS) sebesar 39,31%,” tulis keterangan resminya, Rabu (7/6)
Pada tahun 2016, perusahaan ini memperoleh sumber pendapatan baru dari produk barunya, yakni saranacolor yang memberikan kontribusi sebesar 3,86% terhadap penjualan bersih perusahaan ini. Varian ini baru diluncurkan secara resmi di bulan Desember 2016.
Kenaikan penjualan baja ini pula yang mendongkrak volume produksi produk-produk baja perusahaan ini. Misal volume produksi baja lapis seng (BjLS) menjadi 57.630 metrik ton (MT) dari sebelumnya 53.300 MT.
Volume produksi baja lapis aluminium seng berwarna saranacolor juga meningkat menjadi 3.362,0MT di tahun 2016 dari tahun sebelumnya 2.257,5 MT.
Meningkatnya volume produksi tak membuat beban pokok perusahaan naik. BAJA mampu menekan beban pokok penjualan sebesar 23,4% menjadi Rp 904,18 miliar dari Rp 1,18 triliun di tahun sebelumnya.
Hal ini juga mendorong peningkatan laba kotor perusahaan sebesar 6% dari Rp 70,45 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 74,66 miliar di tahun 2016.
Secara keseluruhan, BAJA berhasil membukukan laba tahun berjalan 2016 sebesar Rp 34,88 miliar, melesat tajam dibandingkan dengan tahun 2015 yang merugi hingga Rp 9,34 miliar.
Oleh karena itu, manajemen perusahaan bakal menggenjot produksi bajanya. BAJA akan meningkatkan produksi saranalume dan saranacolor masing-masing sebanyak 100.000 metrik ton (MT) dan 30.000 MT di tahun ini.
Rep.Hap