MONETER
– PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) catatkan kerugian bersih sebesar Rp72,771
miliar sepanjang tahun 2021. Catatan ini memburuk dibandingkan tahun 2020 yang
membukukan laba bersih sebesar Rp6,975 miliar.
Dikutip dari keterangan resmi perseroan, Selasa (12/7/2022),
untuk penjualan bersih mengalami penurunan
sebesar 26% menjadi Rp148,29 miliar. Hal ini dikarenakan penjualan solar system turun
sebesar 96,6% yang tersisa Rp2,5 miliar. Kondisi yang sama juga terjadi pada
penjualan inverter merosot 83,3% yang tersisa Rp1,199 miliar.
“Sementara, penjualan panel surya naik 12,2% menjadi
Rp101,068 miliar. Lalu, penjualan baterai tumbuh 4,1% menjadi Rp39,719 miliar,”
tulisnya.
Meski beban pokok penjualan turun 10,3% menjadi
Rp130,37 miliar, tapi laba kotor anjlok 69,09% dan tersisa Rp17,915 miliar.
Kemudian cadangan penurunan nilai piutang melonjak 1.433% menjadi Rp46,713
miliar.
Bahkan, perseroan mencatatkan beban penghapusan
piutang Rp18,025 miliar dan beban penurunan persediaan Rp8,688 miliar. Padahal
kedua pos terakhir nihil pada tahun 2020.
Alhasil, perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak
senilai Rp82,844 miliar, atau memburuk dibandingkan tahun 2020 yang membukukan
laba sebelum pajak sebesar Rp7,664 miliar. Sementara itu, aset perseroan
menyusut 22,02% menjadi Rp387,39 miliar karena mengalami defisit sebesar Rp8,95
miliar.
Sementara pada tahun 2022, perseroan membidik
penjualan neto sebesar Rp 430,20 miliar. Angka ini meningkat sebesar 173,97%
dibandingkan target penjualan yang dibidik di tahun 2021 senilai Rp 157,02
miliar.